VIRTUAL
ATAU ORGANIC ?
Pada
kesempatan kali ini saya akan mencoba untuk berbagi ilmu pengetahuan yang telah
saya dapatkan pada saat perkuliahan Teknologi Komunikasi. Kali ini saya akan
sedikit membahas tentang Virtual
Community dan Organic Community. Pertama
saya akan memberikan sedikit penjelasan
apa itu Virtual Community. Virtual Community atau komunitas virtual adalah
komunitas yang terbentuk akibat media yang semakin berkembang yang tadinya
hanya sekedar surat kabar kemudian berkembang menjadi radio, televisi hingga
timbulah teknologi yang semakin canggih berupa internet (new media). Menurut Howard
Rheingold dalam buku Handbook of New Media
: Social \Shaping and
Social Consquences of
ITCs, Chapter 2 :
“Creating Community with Media :History, Theories
and Scientific Investigations
yang ditulis oleh Nicholas W. Jankowski, Komunitas Virtual (Virtual Community)
adalah orang-orang yang berkomunikasi melalui gadget nya hanya untuk sekedar bersenda gurau dan berdebat baik
dalam wacana intelektual, berjualan,
bertukar ilmu, berbagi dukungan secara emosional, membuat rencana, mendapatkan
ilham, bergosip, bertengkar, menemukan teman baru, dan kehilangan teman,
bermain, saling menggoda, menciptakan kesenian yang agak bernilai tinggi dan membuat percakapan yang tidak berisi. Pada
intinya, Orang-orang dalam komunitas virtual melakukan semua hal yang dilakukan
oleh orang-orang dalam dunia nyata, tetapi tidak melakukannya secara langsung
karena adanya beberapa batasan, tetapi banyak hal yang bisa terjadi dalam
keterbatasan tersebut. Biasanya orang – orang yang bergabung dalam komunitas
virtual disebabkan karena adanya kepentingan, minat yang sama dan kepercayaan
yang diberikan satu sama lain. Dengan bahasa mudahnya, komunitas virtual hanya
terbentuk di dunia maya yang mana kita tidak dapat bertemu langsung dengan
lawan bicara kita. ciri-ciri komunitas virtual antara lain:
- pesan yang diberikan hanyalah pesan-pesan verbal karena tidak memungkinkan untuk menggunakan pesan non-verbal
- tidak terikat waktu dan tempat
- model komunikasinya asynchronous karena pengirim dan penerima pesan tidak berada pada waktu dan tempat yang sama
- tidak terikat keanggotaan
- heterogen
- membutuhkan cyberspace (internet) karena komunitas virtual hidup di dunia maya
Banyak
contoh nyata tentang komunitas virtual ini, seperti Sosial Media yang marak
digunakan di seluruh dunia, Facebook, Twitter, Yahoo messenger, dan sebagainya.
Karena dengan itu semua kita bisa berkomunikasi dengan siapa saja, dimana saja
dan kapan saja tanpa terikat waktu dan tempat. Pelakunya pun banyak sekali.
Bahkan mungkin kita pun adalah salah satu bagian komunitas virtual. Baik dan buruknya komunitas Virtual itu
tergantung pada kita sebagai penggunanya. Namun, menurut referensi yang telah
saya baca,komunitas virtual memiliki sebuah dampak positif yang besar dan
dampak negatif yang besar pula. Dampak positifnya adalah, komunitas virtual ini
memudahkan mahasiswa atau pelajar dalam berdiskusi dan berinteraksi dengan
sistem pembelajaran online (e-learning). Dengan demikian, kita bisa belajar
dimana saja dan kapan saja tanpa harus terikat ruang dan waktu. Komunitas virtual
ini juga bisa digunakan sebagai lahan bisnis (e-commerce) dengan contoh
nyatanya adalah forum jual beli kaskus, toko bagus, berniaga, tokopedia dan
lain sebagainya. Memudahkan masyarakat untuk menjual atau membeli barang tanpa
harus pergi ke toko-toko. Namun dibalik itu semua ada dampak negatif yang bisa
merubah tingkah laku manusia yakni berkurangnya proses sosialisasi antarmanusia
yang menyebabkan manusia lebih bersifat individual. Salain itu ada juga dampak
negatif dari segi informasi yang diterima yakni, dengan adanya internet setiap
orang bisa memberikan dan menerima informasi dengan mudah tetapi dibalik itu
banyaknya informasi yang diterima membuat kita menjadi tidak bisa menyaring
atau mengolah informasi-informasi tersebut yang mengakibatkan kita sebagai
konsumen menjadi bingung. Hal tersebut bisa dikatakan sebagai keluberan informasi.
Berlainan
dengan komunitas organik atau Organic Community, komunitas ini adalah kebalikan
dari komunitas virtual. Komunitas organik terjadi bukan di dunia maya melainkan di dalam kehidupan nyata yang
artinya ada pertemuan terjadi secara langsung (tatap muka). Jika ada pertanyaan
lebih dahulu mana komunitas virtual atau komunitas organik, jelas jawabannya
adalah komunitas organik karena komunitas organik ini telah ada sebelum adanya
perkembangan teknologi bahkan lebih lama dari itu. Bisa dibilang bahwa
komunitas organik adalah salah satu faktor terbentuknya komunitas virtual. Ciri-ciri
komunitas organik antara lain :
- pesan yang diberikan berupa verbal dan non-verbal
- terikat waktu dan tempat karena butuh adanya tatap muka
- model komunikasinya synchronous karena pengirim dan penerima pesan berada dalam waktu dan tempat yang bersamaan
- terikat keanggotaan
- homogen
- tidak membutuhkan cyberspace (internet) karena komunitas ini hidup di dunia nyata atau bukan di dunia maya.
Dari
ciri-ciri tersebut kita bisa mengambil contoh nyata komunitas organik,
contohnya pertemuan pengajian, rapat, arisan, berkumpul untuk bermain, coffee
break, dan masih banyak lagi. Komunitas organik bisa meminimalisir adanya kesalahpahaman
karena komunikasi yang dilakukan adalah secara langsung atau face-to-face yang
mana pesan-pesan non-verbal melengkapi pesan-pesan verbal sehingga bila ada
kesalahpahaman bisa langsung teratasi. Berbeda dengan komunitas virtual yang
tidak terdapat pesan-pesan non-verbalnya.
Jika
ada pertanyaan lebih efektif mana komunitas virtual atau organik? Jawabannya adalah
terganutng pada kita menilai dari sisi mananya, karena keduanya memiliki
perannya masing-masing. Jika kita ingin mengambil dari segi keefisienan, maka
mungkin jawabannya adalah komunitas virtual yang mana tidak terikat ruang dan
waktu. Dan jika ingin melihat dari segi keefektifan, maka mungkin jawabannya
adalah komunitas organik yang mana komunikasi yang dilakukan bersifat langsung
sehingga meminimalisir kejadian kesalahpahaman.
Dengan
demikian, marilah kita menjadi pengguna new
media (internet) yang bijaksana dengan membatasi penggunaan atau
keterlibatan sebagai komunitas virtual yang berlebihan agar tidak menjadi
manusia yang bersifat individual karena kita adalah manusia makhluk sosial tetapi
bukan hanya untuk di dunia sosial media.
Semoga
bermanfaat :)
Sumber referensi:
Lievrouw, Leah
A. & Sonia Livingstone. 2006. Handbook of New
Media :
Social \ Shaping and Social
Consquences of ITCs, Chapter
2 : “Creating
Community
with Media
: History, Theories
and Scientific Investigations”. London:
Sage
Publication Ltd.
http://www.slideshare.net/ThEGemBeLzWaitSomeone/192428-virtual-community
0 comment:
Post a Comment