ini adalah SKL Sosiologi yang pernah saya buat ketika saya SMA dulu. semoga bermanfaat ^_^
SOSIOLOGI
1. Pengertian
sosiologi
a.
Secara etimologi : berasal dari kata socius dan logos.
Socious dari bahasa latin yang berarti teman dan logos dari bahasa yunani yang
berarti pembicaraan.
b.
Secara harfiah : sosiologi berarti berbicara mengenai
masyarakat
c.
Menurut ensiklopedi ilmu-ilmu sosial : sebagai studi ilmiah tentang
masyarakat dan tentang aspek kehidupan manusia
d.
Selo soemardjan dan Soelaiman Soemardi
: ilmu yang
mempelajari struktur sosial, proses sosial dan perubahan sosial
2. Sifat
dan hakikat sosiologi
a.
Sosiologi
termasuk rumpun sosial
b.
Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan yang kategoris
c.
Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan murni
d.
Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak
e.
Sosiologi
bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum
f.
Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan yang rasional
g.
Sosiologi
termasuk ilmu pengetahuan umum
3. Ciri-ciri
sosiologi
a.
Sosiologi bersifat empiris, karena didasarkan pada pengamatan
terhadap kenyataan-kenyataan sosial dan hasilnya tidak bersifat spekulatif
b.
Sosiologi bersifat teoritis, sosiologi selalu menyusun hasil
observasi untuk menghasilkan teori keilmuan
c.
Sosiologi bersifat kumulatif, dalam sosiologi dibentuk atas dasar
teori-teori yang sudah ada sebelumnya
d.
Sosiologi bersifat nonetis, sosiologi tidak mempersoalkan baik
dan buruknya fakta
4. Kegunaan
sosiologi
a. Perencanaan
sosial
·
Sosiologi
memahami perkembangan kebudayaan masyarakat
·
Sosiologi
memahami hubungan manusia dengan lingkungan alam
·
Sosiologi
memiliki disiplin ilmiah yang didasarkan atas objektifitas
·
Dengan
berpikir secara sosiologis, suatu perencanaan sosial dapat dimanfaatkan untuk
mengetahui tingkat ketertinggalan dan tingkat kemajuan masyarakat
·
Menurut
pandangan sosiologi, perencanaan sosial merupakan alat untuk mengetahui
perjembangan masyarakat
b. Penelitian
·
Memahami
simbol kata-kata, kode, serta berbagai istilah yang digunakan oleh masyarakat
sebagai objek penelitian empiris
·
Pemahaman
terhadap pola-pola tingkah laku manusia dalam masyarakat
·
Kemampuan
untuk mempertimbangkan berbagai fenomena sosial
·
Kemampuan
melihat kecenderungan-kecenderungan arah perubahan pola tingkah laku
·
Kehati-hatian
dalam menjaga pemikiran yang rasional sehingga tidak terjebak pola pikir tidak
jelas
c. Pembangunan
·
Pembangunan
harus bersifat rasionalistis
·
Adanya
perencanaan dan proses pembangunan
·
Peningkatan
produktivitas
·
Peningkatan
standar kehidupan
·
Kesempatan
yang sama untuk berpartisipasi
5. Metode-metode
sosiologi
a. Metode
statistic
Metode ini banyak dipakao
untuk menunjukkan hubungan atau pengaruh kausalitas serta memperkecil prasangka
pribadi atau sepihak
b. Metode
eksperimen
Metode ini dilakukan
terhadap dua kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok eksperimen sedangkan
kelompok kedua sebagai kelompok control. Metode ini membandingkan hasil
percobaan kedua kelompok tersebut
c. Metode
induktif dan deduktif
Metode induktif adalah metode yang digunakan
untuk memperoleh kaidah umum dengan mempelajari gejala yang khusus. Metode deduktif adalah metode yang digunakan
untuk memperoleh kaidah khusus dengan mempelajari gejala yang umum
d. Metode
studi kasus
Untuk meneliti kebenaran
peristiwa-peristiwa tertentu
e. Metode
survey lapangan
Metode ini digunakan untuk
memperoleh data yang hanya ada pada kehidupan masyarakat secara langsung
f. Metode
partisipasi
Metode ini digunakan untuk
mengadakan penelitian mendalam tentang kehidupan kelompok.
g. Metode
empiris dan rasionalistis
Metode empiris
menyandarkan diri pada fakta yang ada dalam masyarakat melalui penelitian,
metode rasionalistis mengutamakan pemikiran sehat untuk mencapai pengertian
tentang masalah kemasyarakatan
h. Metode
fungsionalisme
Metode ini bertujuan untuk
meneliti kegunaan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam
masyarakat
i. Metode
studi pustaka
Metode ini merupakan
metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengambil data atau keterangan
dari buku-buku literature di perpustakaan
6. Data
tentang realitas sosial dan permasalahan sosial
a. Penurunan
kualitas moral (demoralisasi)
·
Kuantitas
dan kualitas kriminalitas sosial semakin meingkat, seperti pemerkosaan,
pencurian, perampokan dan pembunuhan
·
Terjadinya
kerusuhan yang bersifat anarkis
·
Konflik
sosial semakin marak
·
Tindakan
korupsi merajalela
b. Terorisme
c. Merebaknya
kasus perdagangan anak
d. Meningkatnya
angka kemiskinan
e. Kenakalan
remaja
NILAI DAN NORMA SOSIAL
1. Jenis
nilai sosial
a.
Nilai material : segala sesuatu yang berguna bagi
jasmani manusia
b.
Nilai vital : segala sesuatu yang berguna bagi
manusia dalam melaksanakan berbagai aktivitas
c.
Nilai kerohanian : segala sesuatu yang berguna bagi
kebutuhan rohani manusia. Meliputi nilai kebenaran, keindahan dan keagamaan
2. Cirri-ciri
nilai sosial
a.
Nilai
sosial merupakan konstruksi masyarakat yang tercipta melalui interaksi antara
anggota masyarakat
b.
Nilao
dapat diteruskan dari satu orang ke irang laib melalui berbagai macam proses
sosial.
c.
Nilai
sosial diperoleh melalui proses belajar
d.
Nilai
sosial memuaskan manusia dan memiliki peranan dalam usaha pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan sosial.
e.
Nilai
sosial merupakan asumsi-asumsi abstrak
f.
Nilai
sosial cenderung berkaitan satu dengan yang lain
g.
Sistem
nilai sosial beragam bentuknya antara kebudayaan satu dengan yang lainnya
h.
Nilai
sosial selalu memberikan pilihan dari sistem-sistem nilai yang ada
i.
Masing-masing
nilai sosial mempunyai pengaruh yang berbeda
j.
Nilai
sosial dapat melibatkan emosi atau perasaan
k.
Nilai
sosial dapat memengaruhi perkembangan pribadi dalam masyarakat.
3. Fungsi
nilai sosial
a.
Sebagai
faktor pendorong, berkaitan dengan nilai-nilai yang berhubungan
b.
Sebagai
petunjuk arah dari cara berpikir, bertindak
dan berperasaan
c.
Sebagai
alat pengawas dengan daya tekan dan pengikat tertentu
d.
Sebagai
alat solidaritas
e.
Sebagai
benteng perlindungan atau oenjaga stabilitas budaya kelompok atau masyarakat.
4. Jenis-jenis
norma sosial
a. Norma
sosial dilihat dari sanksinya
·
Tata cara (usage): tata cara merupakan norma yang menunjuk
kepada satu bentuk perbuatan dengan sanksi yang sangat ringan terhadap
pelanggarnya
·
Kebiasaan (folkways) : cara-cara bertindak yang digemari
oleh masyarakat sehingga dilakukan berulang-ulang
·
Tata kelakuan (mores) : morma yang bersumber pada filsafat,
ajaran, agama atau ideology yang dianut oleh masyarakat.
·
Adat (customs) : norma yang tidak tertulis namun
sangat kuat mengikat sehingga anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat
akan menderita karena sanksi keras yang kadang-kadang secara tidak langsung
dikenakan
·
Hokum (laws) : norma yang bersifat formal dan berupa
atudan tertulis
b. Norma
sosial dilihat dari sumbernya
·
Norma agama : ketentuan-ketentuan hidup
bermasyarakat yang bersumber pada ajaran agama
·
Norma kesopanan atau etika : ketentuan hidup yang berlaku dalam
hubungan sosial masyarakat
·
Norma kesusilaan : ketentuan yang bersumber pada hati
nurani, moral atau filsafat hidup
·
Norma hukum : ketentuan tertulis yang berlaku dan
bersumber pada kitab undang-undang suatu Negara
5. Fungsi
norma sosial
a.
Sebagai
pedoman atau patokan perilaku dalam masyarakat
b.
Merupakan
wujud konkret dari nilai-nilai yang ada di masyarakat
c.
Suatu
standar skala dari berbagai kategori tingkah laku suatu masyarakat
6. Bentuk
media sosialisasi
a. Keluarga
Keluarga merupakan media
awal dari suatu proses sosialisasi. Proses sosialisasi awal ini dimulai dengan
proses belajar menyesuaikan diri dan mengikuti setiap apa yang diajarkan oleh
orang-orang sekitar lingkungan keluarganya.
Dalam lingkungan keluarga kita mengenal dua macam pola sosialisasi,
yaitu dengan cara represif dan cara partisipasi.
·
Sosialisasi represif, cirri-cirinya antara lain :
Ø
Menghukum
perilaku yang keliru
Ø
Hukuman
dan imbalan material
Ø
Kepatuhan
anak
Ø
Komunikasi
sebagai perintah
Ø
Komunikasi
nonverbal
Ø
Sosialisasi
berpusat pada orang tua
Ø
Anak
memerhatikan keinginan orang tua
Ø
Keluarga
merupakan signifikan order atau domisi orang tua
·
Sosialisasi partisipasi, cirri-cirinya antara lain :
Ø
Memberikan
imbalan bagi perilaku yang baik
Ø
Hukuman
dan imbalan simbolis
Ø
Otonomi
anak
Ø
Komunikasi
sebagai interaksi
Ø
Komunikasi
verbal
Ø
Sosialisasi
berpusat pada anak
Ø
Orang
tua memerhatikan keinginan anak
Ø
Keluarga
merupakan generalized order atau kerja sama kea rah tujuan
b. Kelompok
bermain
c. Lingkungan
sekolah
Di lingkungan sekolah,
seseorang mempelajari hal-hal baru yang belum pernah mereka temukan, baik di
lingkungan keluarga maupun kelompok bermain.
d. Lingkungan
kerja
Pengaruh lingkungan kerja
pada umumnya mengendap dalam diri sesorang dan sukar sekali untuk diubah,
apalagi jika yang bersangkutan cukup lama bekerja di lingkungan tersebut.
e. Media
masssa
Media massa
diidentifikasikan sebagai media sosialisasi yang berpengaruh terhadap perilaku
khalayak
7. Interaksi
sosial
a. Jenis
interaksi sosial
·
Interaksi
antara individu dengan individu
·
Interaksi
antara individu dengan kelompok
·
Interaksi
antara kelompok dengan kelompk
b. Cirri-ciri
interaksi sosial
·
Jumlah
pelakunya lebih dari satu orang
·
Terjadinya
komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
·
Mempunyai
maksud atau tujuan yang jelas
·
Dilaksanakan
melalui suatu pola sistem sosial tertentu
c. Faktor-faktor
interaksi sosial
·
Imitasi : suatu tindakan sesorang untuk meniru
segala sesuatu yang ada pada orang lain, disebabkan oleh adanya minat dan
perhatian terhadap objek atau subjek yang akan ditiru serta adanya sikap
menghargai dan mengagumi pihak lain yang dianggap cocol
·
Identifikasi : upaya
yang dilakukan seseorang intik menjadi sama (identik) dengan orang-orang
yang ditirunya, baik dari segi gaya hidup maupun perilakunya.
·
Sugesti : rangsangan, pengaruh atau stimulus
yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang
diberi sugesti terebut menuruti atau melaksanakan apa yang disugestikannya itu
tanpa berpikir lagi secara kritis dan rasiaonal
·
Motivasi : dorongan, rangsangan, pengaruh atau
stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga
orang yang deiberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang
dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh rasa tanggung jawab
·
Simpati : sikap keterkaitan seseorang terhadap
orang lain. Sikap ini timbul karena adanya kesesuaian nilai yang dianut oleh
kedua belah pihak
·
Empati : sikap empati mirip dengan simpati,
bedanya sikap empati lebih menjiwai atau lebih terlihat secara emosional
8. Jenis
interaksi sosial
a. Interaksi
sosial asosiatif
·
Kerja sama : bentuk utama dari proses interaksi
sosial karena pada dasarnya interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang bertujuan untuk memenuhi kepentingan atau kebutuhan bersama.
Ø
Kerja sama spontan : kerja sama yang timbul secara spontan
Ø
Kerja sama langsung : terjaddi karena adanya perintah
atasan atau penguasa
Ø
Kerja sama kontrak : berlangsung atas dasar ketentuan
tertentu yang disetujui bersama untuk jangka waktu tertentu
Ø
Kerja sama tradisional : terbentuk karena adanya sistem
tradisi yang kondusif.
·
Akomdasi : suatu proses penyesuaian sosial dalam
interaksi antarindividu dan anatarkelompok untuk meredakan pertentangan
·
Asimilasi : proses kea rah peleburan kebudayaan
sehingga masing-masing pihak merasakan adanya kebudayaan tunggal sebagai milik
bersama.
·
Akulturasi : proses sosial yang timbul akibat
suatu kebudayaan menerima unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing tanpa
menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri
b. Interaksi
sosial disosiatif
·
Persaingan : suatu
perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu agar
memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman
atau benturan fisik.
·
Kontraversi : bentuk proses sosial yang berada di
antara persaingan dan pertentangan atau konflik
Ø
Kontravensi yang bersifat umum : penolakan, keengganan, gangguan
terhadap pihak lain, pnegacauan rencana pihak lain dan perbuatan kekerasan
Ø
Kontravensi yang bersifat sederhana : memaki-maki, menyangkal pihak lain,
mencerca, memfitnah, dan menyebarkan surat selebaran
Ø
Kontravensi yang bersifat intensif : penghasutan, penyebaran desas-desus
dan mengecewakan pihak lain
Ø
Kontravensi yang bersifat rahasia : mengumumkan rahasia orang lain dan
berkhianat
Ø
Kontravensi yang bersifat taksis : intimidasi, provokasi, mengejutkan
pihak lawan dan menggangu atau membingungkan pihak lawan
·
Pertentangan atau konflik sosial : proses sosial antarperorangan atau
kelompok masyarakat tertentu akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang
sangat mendasar sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah
diantara mereka.
Ø
Konflik pribadi : konflik antar individu yang ditandai
dengan rasa saling benci terhadap pihak lawan
Ø
Konflik rasial : konflik yang terjadi karena adanya
perbedaan cirri-ciri fisik kebudayaan
Ø
Konfik antarkelas sosial : terjadi karena adanya perbedaan
kepentingan antarkelas sosial
Ø
Konflik internasional: pertentangan yang terjadi akibat
perbedaan kepentingan antarnegara yang akhirnya menyangkut kedaulatan Negara
9. Faktor-faktor
penyebab perilaku menyimpang
a. Sikap
mental yang tidak sehat
Sikap itu ditunjukkan
dengan todakn merasa bersalah atau menyesal atas perbuatannya, bahkan merasa
senang. Contoh : profesi pelacur
b. Ketidakharmonisan
dalam keluarga
Kurangnya perhatian
anggota keluarga dapat menimbulkan perilaku menyimpang. Contoh:kalangan remaja
yang menggunakan obat-obatan terlarang karena faktor broken home
c. Pelampiasan
rasa kecewa
Seseorang yang tidak bisa
mengalihkan rasa kecewanya ke hal yang postitif maka ia akan berpaling ke hal
yang negative. Contoh : bunuh diri
d. Dorongan
kebutuhan ekonomi
Karena mengalami ekonomi
yang terpuruk, seseorang bisa melakukan penyimpangan. Contoh: seseorang yang
mencuri karena kebutuhan ekonomi
e. Pengaruh
lingkungan dan media massa
f. Keinginan
untuk dipuji
Seseorang yang ingin
dipuji karena banyak uang dan hidup mewah. Agar keinginannya tercapai maka ia
akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang. Contoh : korupsi,
merampok, dan menjual diri
g. Proses
belajar yang menyimpang
Hal ini terjadi melalui
interaksi sosial dengan orang-orang yang berperilaku menyimpang. Contoh :
seorang anak remaja yang sering bergaul dengan kelompok remaja pengguna
obat-obatan teralarang atau terlibat perkelahian
h. Ketidaksanggupan
menyerap norma
Ketidaksanggupan menyerap norma ke dalam
kepribadian seseorang diakibatkan karena ia menjalani proses sosialisasi yang
tidak sempurna sehingga ia tidak sanggip menjalankan peranannya sesuia dengan
perilaku yang diharapkan oleh masyarakat
i. Adanya
ikatan sosial yang berlainan
Seorang individu cenderung
mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok yang paling ia hargai dan akan
lebih senang bergail dengan kelompok itu dari pada dengan kelompok lainnya.
Dalam proses ini individu akan memperoleh pola-pola sikap dan perilaku
kelompoknya. Jika kelompok yang digauli
memiliki pola perilaku yang menyimpang, kemingkinan besar individu tersebut
akan berperilaku menyimpang
j. Proses
sosialisasi nilai-nilai subkebudayaan menyimpang
Perilaku menyimpang yang
terjadi dalam masyarakat dapat disebabkan karena seseorang memilih nilai
subkebudayaan yang menyimpang, yaitu suatu kebudayaan khusus yang normanya
bertentangan dengan norma budaya yang dominan. Contoh : kehidupan di lingkungan
pelacuran dan perjudian.
k. Kegagalan
dalam proses sosialisasi
Proses sosialisasi bisa
dianggap tidak berhasil jika individu tersebut tidak berhasil mendalami
norma-norma masyarakat.
10. Bentuk-bentuk
perilaku menyimpang
a. Penyimpangan
primer
Pentimpangan primer adalah
penyimpangan yang bersifat temporer atau sementara dan hanya menguasai sebagian
kecil kehidupan
Contoh : pegawai yang
membolos kerja, siswa yang membolos atau menyontek
b. Penyimpangan
sekunder
Perbuatan yang dilakukan
secara khas dan memperlihatkan perilaku menyimpang.
Contoh : pembunuhan,
perjudian, perampokan dan pemerkosaan
c. Penyimpangan
individu
Penyimpangan yang
dilakukan oleh seorang individu dengan melakukan tindakan-tindakan yang
menyimpang dari norma-norma yang berlaku. Contoh : pencuriian yang dilakukan
sendiri.
d. Penyimpangan
kelompok
Penyimpangan yang
dilakukan secara berkelompok dengan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang
dari norma-norma masyarakat yang berlaku. Contoh : perampokan, geng kejahatan
atau mafia.
e. Penyimpangan
situsional
Disebabkan oleh pengaruh
bermacam-macam kekuatan sosial di luar individu dan memaksa individu tersebut
untuk berbuat menyimpang. Contoh : seorang suami terpaksa mencuri karena
melihat anak dan istrinya kelaparan.
f. Penyimpangan
sistematik
Suatu sistem tingkah laku
yang disertai organisasi sosial khusus, status formal, peranan-peranan,
nilai-nilai, norma-norma, dan moral tertentu yang semuanya berbeda dengan
situasi umum
11. Contoh
perilaku menyimpang
a.
Tindakan
criminal dan kejahatan
b.
Kenakalan
remaja
c.
Penyimpangan
seksual
·
Homoseksual
·
Transeksual
·
Sadomasokisme
·
Ekshibisme
·
Voyeurisme
·
Fetishisme
d. Alkoholisme
e. Penyalahgunaan
narkotika
f. Hubungan
seksual sebelum nikah
g. Sadism
terhadap anak
·
Rejecting
·
Ignoring
·
Theorizing
·
Isolating
·
Corrupting
12. Pengendalian
sosial
a. Pengertian
Cara yang digunakan untuk
menertibkan anggota masyarakat yang membangkan
b. Jenis-jenis
pengendalian sosial
·
Pengendalian
sosial formal
Ø
Lembaga
kepolisian : personil keamanan dan ketertiban masyarakat yang bertugas menjadi
pelindung terhadap ketertiban masyarakat, menangkap pelaku-pelaku pelanggar
hokum, serta melakukan tindak lanjut terhadap penyelesaian suatu pelanggaran
hukum untuk disampaikan ke pihak kejaksaan
Ø
Lembaga
kejaksaan : lembaga formal yang bertugas sebagai penuntut umum, yaitu pihak
yang mengajukan tuntutan terhadap mereka yang melakukan pelanggaran hukum
berdasarkan tertib hukum yang berlaku.
Ø
Lembaga
pengadilan : bertugas untuk memeriksa suatu kasus pelanggaran.
·
Pengendalian
sosial nonformal
Ø
Lembaga
adat : penanganannya menjadi kewenangan dari lembaga-lembaga adat masyarakat
itu sendiri
Ø
Tokoh
masyarakat : tokoh masyarakat sebagai penengah suatu masalah
Struktur sosial
1. Pengertian
Struktur sosial merupakan
tatanan sosial dalam kehidupan
masyarakat yang didalamnya terkandung hubungan timbale bailk antara
status dan peranan dengan batas-batas perangkat unsur-unsur sosial yang mengacu
pada suatu keteraturan perilaku di dalam masyarakat.
2. Ciri-ciri
·
Bersifat
abstrak : tidak dapat dilihati dan tidak bisa diraba.
·
Terdapat
dimensi vertical dan horizontal :
Ø
Dimensi
vertical : hierarki status-status sosial dengan segala peranannya sehingga
menjadi satu sistem yang tidak dapat dipisahkan dari struktur satatys yang
tertinggi hingga struktur terendah.
Ø
Dimensi
horizontal : seluruh masyarakat berdasarkan karakteristiknya terbagi-bagi dalam
kelompok-kelompok sosial yang memiliki karakteristik sama.
·
Sebagai
landasa sebuah proses sosial : proses sosial yang terjadi dalam suatu struktur
sosial termasuk cepat lambatnya proses itu sendiri sangat dipengaruhi oleh
bagaimana bentuk struktur sosialnya.
·
Merupakan
bagian dari sistem pengaturan tata kelakuan dan pola hubungan masyarakat
Bentuk masyarakat
berdasarkan cirri-ciri struktur sosial :
-
Masyarakat
sederhana
-
Masyarakat
madya
-
Masyarakat
modern
3. Unsur-unsur
sosial dalam struktur sosial
·
Menurut
soerjono soekanto
Ø
Kelompok
sosial
Ø
Kebudayaan
Ø
Lembaga
sosial
Ø
Stratifikasi
sosial
Ø
Kekuasaan
dan wewenang
4. Fungsi
struktur sosial
·
Sebagai
dasar untuk menanamkan suatu disiplin sosial
·
Sebagai
pengawas sosial
·
Struktur
sosial merupakan karakteristik yang khas yang dimilki suatu masyarakat.
5. Bentuk-bentuk
struktur sosial
·
Dilihat
dari sifatnya
Ø
Struktur
sosial kaku : bentuk struktur sosial yang tidak dapat dirubah atau
sekurang-kurangnya masyarakat menghadapi kesulitan besar untuk melakukan
perpindahan status atau kedudukannya
Ø
Struktur
sosial luwes : pada setiap anggota masyarakatnya bebas bergerak melakukan
perubahan
Ø
Struktur
sosial formal : suatu bentuk struktur sosial yang diakui pleh pihak berwenang
Ø
Struktur
sosial informal : struktur sosial yang nyata ada dan berfungsi tetapi tidak memiliki ketetapan
hukum dan tidak diakui oleh pihak berwenang
·
Dilihat
dari identitas keanggotaan masyarakatnya
Ø
Struktur
sosial homogen : memiliki latar belakang kesamaan identitas dari setiap anggota
masyarakatnya
Ø
Struktur
sosial heterogen : keragaman identitas anggota masyarakatnya
·
Dilihat
dari ketidaksamaaan sosial
Ø
Pengelompokan
manusia ini bisa berdasarkan ciri fisik maupun nonfisik
o
Faktor-faktor
pembentuk ketidaksamaan sosial
-
Keadaan
geografis
-
Etnis
-
Kemampuan
atau potensi diri
-
Latar
belakang sosial
o
Bentuk-bentuk
ketidaksamaan sosial
-
Secara
horizontal : berdasarkan diferensiasi sosial
-
Secara
vertikal : berdasarkan perbedaan pelapisan sosial
6. Diferensiasi
sosial
a.
Pengertian : perbedaan individu atau kelompok dalam
masyarakat yang tidak menunjukan adanya suatu tingkatan
b. Bentuk-bentuk
diferensiasi sosial :
·
Diferensiasi
berdasarkan ras
·
Diferensiasi
berdasarkan etnis
·
Diferensiasi
berdasarkan agama
·
Diferensiasi
berdasarkan gender
7. Stratifikasi
sosial
a.
Pengertian : pembedaan masyarakat kedalam
kelas-kelas secara vertikal yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat
dari yang paling tinggi sampai paling rendah
b. Dasar
stratifikasi sosial :
·
Ukuran
kekayaan
·
Ukuran
kekuasaan
·
Ukuran
kehormatan
·
Ukuran
ilmu pengetahuan
c. Unsur-unsur
stratifikasi sosial
·
Status atau kedudukan
Pada umumnya ada 3 cara
untuk memperoleh status/kedudukan dalam masyarakat:
-
Ascribed
: diperoleh seseorang melalui kelahiran
-
Achieved
: diperoleh seseorang melalui usaha-usaha yang disengaja
-
Assigned
: diperoleh seseorang melalui kedudukan atau status yang diberikan.
·
Peranan
d. Sifat
stratifikasi sosial
·
Stratifikasi sosial tertutup : membatasi kemungkinan seseorang untuk
pindah dari satu lapisan ke lapisan yang lain
·
Stratifikasi sosial terbuka : anggota masyarakat mempunyai
kesempatan untuk naik ke palipasn sosial yang lebih tinggi atau turun ke
pelapisan yang lebih rendah.
·
Stratifikasi sosial campuran :
kemungkinan dj dalam suatu masyarakat terdapat unsur-unsur dari gabungan
kedua pelapisan sosial
e. Kelas
dan golongan dalam stratifikasi sosial
·
kriteria ekonomi: stratifikasi ekonomi akan membedakan
warga masyarakat menurut penguasaan dan pemilikan materi
·
krtiteria sosial : masyarakat akan terdiri atas beberapa
pelapisan atau strata yang disebut dengan kelas sosial, kasta atau stand
·
kriteria politik : pembedaan penduduk atau warga
masyarakat menurut pembagian kekuasaan
8. pengaruh
bentuk-bentuk struktur sosial dalam kehidupan masyarakat
a. pengaruh
diferensiasi sosial
·
primordialisme : suatu paham yang menganggap bahwa
kelompoknya lebih baik dari kelompok lain
·
etnosentrisme : suatu paham yang menganggap bahwa
budaya masyarakatnya lebih tinggi disbanding dengan budaya masyarakat yang lain
·
sectarian (politik aliran) : keadaan dimana sebuah kelompok atau
organisasi tertentu dikelilingi oleh sejumlah oraganisasi massa (ormas) baik
formal maupun informal yang menjadi pengikutnya
b. pengaruh
stratifikasi sosial
·
cara berpakaian : seseorang yang tergolong dalam strata
sosial atas atau bawah dapat dilihat dari gaya berbusananya.
·
Tempat tinggal : seseorang yang tergolong dalam strata
sosial atas atau bawah dapat dilihat dari tempat tinggalnya
·
Cara berbicara : seseorang yang tergolong dalam strata
sosial atas atau bawah dapat dilihat dari cara berbicaranya
·
Pendidikan
·
Kegemaran dan rekreasi
KONFLIK
1. Faktor-faktor
penyebab konflik
a.
Perbedaan
antarindividu : perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian, pendapat, atau
ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggan dan identitas seseorang
b.
Perbedaan
latar belakang kebudayaan : kepribadian
seseorang dibentuk dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Tidak semua
masyarakat memiliki niliai-nilai dan norma-norma sosial yang sama
c.
Perbedaan
kepentingan : setiap individu atau kelompok seringkali memiliki kepentingan
yang berbeda dengan individu atau kelompok lainnnya.
d.
Perubahan
sosial : terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara harapan individu atau
masyarakat dengan kenyataan sosial yang timbul akibat perubahan tersebut
2. Dampak
adanya konflik
a.
Dampak
secara langsung : dampaknya secara langsung dirasakan oleh pihak-pihak yang
terlibat konflik
·
Menilmbulkan
keretakan hubungan antara satu sama lain
·
Adanya
perubahan kepribaduan seseorang
·
Hancurnya
harta benda dan korban jiwa (jika konflik menyebabkan kekerasan)
·
Kemiskinan
bertambah akibat tidak kondusifnya keamanan
·
Lumpuhnya
roda perekonomian (jika berlanjut menjadi tindak kekerasan)
·
Pendidikan
formal dan informal yang terhambat karena rusaknya sarana dan prasana pendidikan
·
Dan
lain sebagainya
b.
Dampak
secara ridak langsung : dampak yang dirasakan oleh pihak-pihak yang tidak
terlibat langsung dalam sebuah konflik, ataupun dampak jangka panjang dari
suatu konflik yang tidak secara langsung dirasakan oleh pihak-pihak yang
berkonflik.
3. Dampak
positif adanya konflik
a.
Meningkatkan
solidaritas
b.
Munculnya
pribadi-pribadi yang kuat dan tahan uji menghadapi berbagai situasi konflik
c.
Membantu
menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-norma baru
d.
Munculnya
kompromi baru apabila pihak berkonflik dalam kekuatan seimbang
4. Cara
pengendalian konflik
a.
Pengendalian
secara umum
·
Konsiliasi
: bentuk pengendalian konflik sosial yang dilakukan melalui lembaga-lembaga
tertentu yang dapat memberikan keputusan yang adil.
·
Abitrasi
: bentuk pengendalian konflik melalui pihak ketiga dan kedua belah pihak yang
menyetujuinya. Keputusan yang diambil pihak ketiga harus dipatuhi oleh
pihak-pihak yang berkonflik
·
Mediasi
: bentuk pengendalian konflik dimana pihak-pihak yang berkonflik sepakat
menunjuk pihak ketiga sebagai mediator. Keputusan pihak ketiga tidak mengikat
pihak manapun
·
Adjudication
: bentuk pengendalian konflik melalui pengadilan
b.
Pengendalian
menggunakan manajemen konflik
·
Cooperativeness
: keinginan untuk memenuhi kebutuhan dan minat individu atau kelompok lain.
Assertiveness : keinginan untuk memenuhi
kebutuhan dan minat individu atau kelompok sendiri.
Keterangan
-
Tindakan
menghindari : bersikap tidak kooperatif dan tidak asertif, menarik diri dari
situasi yang berkembang dan atau bersikap netral dalam segala macam cuaca
-
Kompetisi
: bersikap tidak kooperatif tatapi bersifat asertif bekerja dengan cara
menentang keinginan pihak lain, berjuang untuk mendominasi dalam situasi menang
atau kalah
-
Akomodasi
: bersikap kooperatif tetapi tidak asertif, memberikan keinginan pihak lain
menonjol
-
Kompromis
: bersikap cukup kooperatif dan juga asertif dalam intensitas yang cukup
berkepentingan
-
Kolaborasi
: bersikap kooperatif maupun asertif, berusaha mencapai kepuasan bagi pihak
yang berkepentingan.
1. Hasil
dari manajemen konflik
a.
Konflik
kalah-kalah : terjadi apabila tak seorangpun diantara pihak yang terlibat
mencapai tujuan yang sebenarnya
Terjadi dari manajemen :
menghindari, akomodasi, dan kompromis
b.
Konflik
menang-kalah : salah satu pihak mencapai yang diinginkannya dengan mengorbankan
pihak lain
Terjadi dari manajemen :
persaingan
c.
Konflik
menang-menang : dilaksanakn dengan jalan menguntungkan bagi kedua belah pihak
Terjadi dari
manajemen : kolaborasiB. Bentuk Mobilitas Sosial
1.Mobilitas Vertikal
Mobilitas vertical adalah pepindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok warga pada lapisan sosial yang berbeda.
Mobilitas Vertikal naik memiliki dua bentuk ,yaitu sebagai berikut:
a) Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana status itu telah tersedia. Misalnya:seorang camat diangkat menjadi bupati.
b) Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah ada.
Mobilitas Vertikal turun juga mempunyai dua bentuk sebagai berikut.
a) Turunnya kedudukan seseorang kedudukan lebih rendah ,Misalnya, seseorang prajurit yang dipecat karena melakukan desersi.
b) Tidak dihargai lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial atas,misalnya , seorang yang menjabat direktur bank,karena bank yang dipimpinya bermasalah maka ia diturunkan menjadi staf direksi.
Beberapa prinsip umum dalam mobilitas sosial vertical adalah sebagai berikut.
a) Tidak ada suatu pun masyarakat yang mutlak tertutup terhadap mobilitas sosial yang vertical.
b) Seterbuka apapun suatu masyarakat terhadap mobilitas sosial .
c) Setiap masyarakat pasti memiliki tipe mobilitas sosial vertical sendiri.
d) Laju mobilitas sosial disebabkan oleh faktor ekonomi,politik,dan pekerjaan yang berbeda-beda.
e) Mobilitas sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi,politik,dan pekerjaan, tidak menunjukkan adanya kecenderungan yang kontinu tentang bertambah .
2 .Mobilitas Horizontal
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan.
Ciri utama mobilitas horizontal adalah lapisan sosial yang ditempati tidak mengalami perubahan..
3 .Mobilitas Antargenerasi
Mobilitas Antargenerasi adalah perpindahan antara dua generasi atau lebih, Mobilitas Antargenerasi dapat dibedakan menjadi dua ,yaitu sebagai berikut.
a) Mobilitas Intergenerasi
adalah perpindahan status sosial yang terjadi di antara beberapa generasi.
b) Mobilitas Intragenerasi
Adalah perpindahan status sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama.
C . Faktor Pendorong Mobilitas Sosial
1. Faktor Struktural
Faktor Struktural adalah jumlah relative dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor structural adalah sebagai berikut.
a) Struktur Pekerjaan
b) Perbedaan Fertilitas
c) Ekonomi Ganda
d) Penunjang dan Penghambat Mobilitas
2 .Faktor Individu
Faktor individu adalah kualitas orang perorang baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan ,penampilan ,maupun keterampilan pribadi.Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor individu adalah sebagai berikut.
a) Perbedaan Kemampuan
b) Orientasi Sikap terhadap Mobilitas
c) Faktor Kemujuran
3 .Setiap Status Sosial
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimilik oleh orang tuanya.
4 .Faktor Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadiny mobilitas manusia.
5 .Faktor Situasi Politik
6 .Faktor Kependudukan {demografi}
7 .Faktor Keinginan Melihat Daerah Lain
D.Faktor Penghambat Mobilitas Sosial
1. Faktor Kemiskinan
2. Faktor Diskriminasi Kelas
3. Faktor Perbedaan Ras dan Agama
4. Faktor Perbedaan Jenis Kelamin {Gender}
5. Faktor Pengaruh Sosialisasi yang Sangat Kuat
E. Saluran-Saluran Mobilitas Sosial
Menurut Pitirim A.Sorokin,mobilitas sosial dapat dilakukan melalui beberapa saluran berikut.
1. Angkatan Senjata
2. Lembaga Pendidikan
3. Organisasi Politik
4. Lembaga Keagamaan
5. Organisasi Ekonomi
6. Organisasi Profesi
7. Perkawinan
8. Organisasi Keolahragaan
Secara umum ,cara yang digunakan untuk memperoleh status sosial dapat melalui
dua cara berikut.
1) Akripsi
Adalah cara untuk memperoleh kedudukan melalui keturunan
2) Prestasi
Adalah cara untuk memperoleh kedudukan pada lapisan tertentu dengan usaha sendiri.
Secara khusus,cara-cara yang digunakan untuk menaikan status sosial adalah sebagai berikut.
1) Perubahan Standar Hidup
2) Perubahan Nama
3) Perubahan Tempat Tinggal
4) Perkawinan
5) Perubahan Tingkah Laku
6) Bergabung dengan Organisasi Tertentu
F . Proses Terjadinya Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial,baik itu yang bentuknya vertical,maupun horizontal dapat
terjadi di setiap masyarakat.
G .Dampak Mobilitas Sosial
Menurut Horton dan Hunt (1987),ada beberapa konsekuensi negative dari adanya mobilitas sosial vertical , antara lain sbg berikut.
1) Kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun.
2) Ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang meningkat
3) Keretakan hubungan antaranggota kelompok primer.
Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat,baik yang bersifat positif
maupun negatif antara lain sbg berikut.
1.Dampak Positif
a) Mendorong seseorang untuk lebih maju
b) Mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat kea rah yang lebih baik.
2 .Dampak Negatif
a) Timbulnya konflik
Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan
menjadi 3 bagian,yaitu sebagai berikut.
1) Konflik antarkelas
2) Konflik antarkelompok sosial
Konflik ini dapat berupa:
a) Konflik antara kelompok sosial yang masih tradisional dengan kelompok sosial yang modern.
b) Proses suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial lain yang memiliki wewenang.
3) Konflik antargeneraso
b) Berkurangnya Solidaritas Kelompok
Dampak lain mobilitas sosial dari faktor psikologis antara lain sebagai berikut.
1. Menimbulkan ketakutan
2. Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya(post power syndrome)
3. Mengalami frustasi.
MENGANALISIS KELOMPOK SOSIAL DALAM
MASYARAKAT MULTIKULTURAL
PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL
1. Menurut Sorjono Soekanto
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan yang hidup bersama karena adanya hubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.
2. Menurut Hendro Puspito
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.
3. Menurut Paul B. Horton & Chaster L. Hunt
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan yang hidup bersama karena adanya hubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.
2. Menurut Hendro Puspito
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.
3. Menurut Paul B. Horton & Chaster L. Hunt
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.
Dasar Pembentukan Kelompok Sosial
1. Faktor kepentingan yang sama (Common Interest)
2. Faktor darah / keturunan yang sama (common in cestry)
3. Faktor geografis
4. Factor daerah asal yang sama
Ciri-ciri Kelompok Sosial
1. Merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang lain.
2. Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu.
3. Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya.
4. Memiliki kepentingan bersama
5. Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.
1. Faktor kepentingan yang sama (Common Interest)
2. Faktor darah / keturunan yang sama (common in cestry)
3. Faktor geografis
4. Factor daerah asal yang sama
Ciri-ciri Kelompok Sosial
1. Merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang lain.
2. Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu.
3. Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya.
4. Memiliki kepentingan bersama
5. Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.
Klasifikasi Kelompok Sosial
1. Klasisikasi menurut cara terbentuknya
a. Kelompok semu, terbentuk secara spontan
Ciri-ciri kelompok semu :
1). Tidak direncanakan
2). Tidak terorganisir
3). Tidak ada interaksi secara terus menerus
4). Tidak ada kesadaran berkelompok
5). Kehadirannya tidak konstan
Kelompok semu dibagi menjadi :
- Crowd (kerukunan)
- Publik
- Massa
* Crowd, dibagi menjadi :
1). Formal audiency / pendengar formal
2). Planned expressive group
Kerumunan yang tidak begitu mementingkan pusat perhatian tetapi mempunyai persamaan tujuan
3). Inconvenient Causal Crowds
Kerukunan yang sifatnya terlalu sementara tetapi ingin menggunakan fasilitas-fasilitas yang sama.
4). Panic Causal Crowds
Kerukunan orang-orang panic akan menyelamatkan diri dari bahaya.
5). Spectator Causal Crowds
Kerukunan penonton atau orang-orang ingin melihat peristiwa tertentu.
6). Ecting Low less Crowds
Kerukunan emosional, ex : orang demo
7). Immoral low less crowds
orang-orang tak bermoral
* Publik, sebagai kelompok semu mempunyai ciri-ciri hampir sama denganmassa, perbedaannya publik kemungkinan terbentuknya tidak pada suatu tempat yang sama. Terbentuknya publik karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi, seperti : radio, tv dan pengeras suara.
* Massa, merupakan kelompok semu yang memiliki ciri-ciri hamper sama dengan kerumunan, tetapi kemungkinan terbentuknya disengaja dan direncanakan.
Ex : mendatangi gedung DPR dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan.
b. Kelompok Nyata, mempunyai beberapa ciri khusus sekalipun mempunyai berbagai macam bentuk, kelompok nyata mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu kehadirannya selalu konstan.
Ciri-ciri Kelompok Nyata :
1). Kelompok Statistical Group
Kelompok statistic biasanya terbentuk karena dijadikan sasaran penelitian oleh ahli-ahli ststistik untuk kepentingan penelitian.
Ciri-ciri kelompok statistik :
a. Tidak direncanakan, tetapi bukan berarti sangat mendadak melainkan sudah terbentuk dengan sendirinya.
b. Tidak terorganisir
c. Tidak ada interaksi terus menerus
d. Tidak ada kesadaran berkelompok
e. Kehadirannya konstan
2). Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan
Kelompok societa memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, seperti jenis kelamin, warna kulit, kesatuan tempat tinggal, tetapi belum ada kontak dan komunikasi di antara anggota dan tidak terlihat dalam organisasi.
3). Kelompok sosial / social groups
Para pengamat sosial sering menyamakan antara kelompok sosial dengan masyarakat dalam arti khusus. Kelompok sosial terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama seperti tempat tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran yang sama. Kelompok sosial memiliki anggota-anggota yang berinteraksi dan berkomunikasi secara terus menerus. Contoh : ketetanggaan, teman sepermainan, teman seperjuangan, kenalan, dan sebagainya.
4). Kelompok asosiasi / associational group
Kelompok asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur formal (kepengurusan).
Ciri-ciri kelompok asosiasi :
1. direncanakan
2. terorganisir
3. ada interaksi terus menerus
4. ada kesadaran kelompok
5. kehadirannya konstan
Klasifikasi Kelompok Nyata
1. Klasifikasi menurut erat longgarnya ikatan antar anggota
a. Gemeinschaft / paguyuban
Merupakan kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal.
Ferdinand Thonies membagi menajdi 3 bagian :
- Gemeinschaff by blood
Paguyuban karena adanya ikatan darah
Paguyuban karena adanya ikatan darah
- Gemeinschaft of place
Paguyuban karena tempat tinggal berdekatan.
- Gameinschaft of
mindPaguyuban karena tempat tinggal berdekatan.
Paguyuban karena jiwa dan pikiran yang sama.
b. Gesselschaft / patembangan
Merupakan ikatan lahir yang bersifat kokoh untuk waktu yang pendek, strukturnya bersifat mekanis dan sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka.
2. Klasifikasi Menurut Kualitas Hubungan Antar Anggota
a. Kelompok Primer (Primary Group)
Merupakan suatu kelompok yang hubungan antar anggotanya saling kenal mengenal dan bersifat informal.
b. Kelompok Sekunder (secondary Group)
Merupakan hubungan antar anggotanya bersifat formal, impersonal dan didasarkan pada asas manfaat.
Contoh : sekolah, PGRI
3. Klasifikasi Menurut Pencapaian Tujuan
a. Kelompok Formal
Merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan dan tugas dengan sengaja dibuat untuk mengatur hubungan antar anggotanya.
Contoh : Parpol, lembaga pendidikan
b. Kelompok Informal
Merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama.
4. Klasifikasi menurut pendapat K. Merthon
a. Membership Group
Merupakan kelompok sosial yang setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Contoh : Anggota OSIS
b. Reference Group
Merupakan kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya sesuai dengan kelompok acuan tersebut.
Contoh : Anggota ABRI
5. Klasifikasi menurut sudut pandang individu
a. In Group
Merupakan kelompok sosial tempat individu mengidentifikasikan diri.
b. Out Group
Merupakan kelompok sosial yang menjadi lawan dari in group V
a. Kelompok Primer (Primary Group)
Merupakan suatu kelompok yang hubungan antar anggotanya saling kenal mengenal dan bersifat informal.
b. Kelompok Sekunder (secondary Group)
Merupakan hubungan antar anggotanya bersifat formal, impersonal dan didasarkan pada asas manfaat.
Contoh : sekolah, PGRI
3. Klasifikasi Menurut Pencapaian Tujuan
a. Kelompok Formal
Merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan dan tugas dengan sengaja dibuat untuk mengatur hubungan antar anggotanya.
Contoh : Parpol, lembaga pendidikan
b. Kelompok Informal
Merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama.
4. Klasifikasi menurut pendapat K. Merthon
a. Membership Group
Merupakan kelompok sosial yang setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Contoh : Anggota OSIS
b. Reference Group
Merupakan kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya sesuai dengan kelompok acuan tersebut.
Contoh : Anggota ABRI
5. Klasifikasi menurut sudut pandang individu
a. In Group
Merupakan kelompok sosial tempat individu mengidentifikasikan diri.
b. Out Group
Merupakan kelompok sosial yang menjadi lawan dari in group V
LATAR BELAKANG
MASYARAKAT MULTIKULTURAL
1.
Keadaan geografis
Keadaan geografis
Indonesia yang dikenal sebagai zamrud khatulistiwa ikut memberi kontribusi
dalam terciptanya masyarakat multikultural. Letak Indonesia yang berada di
antara dua benua dan dua samudra mengakibatkan banyak disinggahi berbagai suku
bangsa dari seluruh dunia.
2. Pengaruh budaya asing
Pengaruh dari luar
wilayah Nusantara banyak memengaruhi keberagaman budaya dan agama. Di mana
pengaruh tersebut di antaranya dibawa oleh para pedagang asing, penjajah, serta
imigran lainnya.
3. Kondisi iklim yang berbeda
Kondisi lingkungan
pun memengaruhi keberagaman kehidupan masyarakat di Nusantara. Hal ini
disebabkan perbedaan pola penghidupan, mata pencaharian, tatanan sosial, dan
tipe kemasyarakatan.
4. Integrasi suku bangsa yang berbeda
Secara politis,
integrasi nasional paling tidak dipelopori 4 peristiwa penting, yaitu :
a. Kejayaan Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya.
b. Kekuasaan
colonial Belanda yang menyadarkan semangat persatuan dan kesatuan agar terbebas
dari penjajahan.
c. Peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928.
d. Proklamasi
Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945.
PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA DALAM MASYARAKAT
Setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti
mengalami perubahan-perubahan. Berdasarkan sifatnya, perubahan yang terjadi
bukan hanya menuju ke arah kemajuan, namun dapat juga menuju ke arah
kemunduran. Perubahan sosial yang terjadi memang telah ada sejak zaman dahulu.
Ada kalanya perubahan-perubahan yang terjadi berlangsung demikian cepatnya,
sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya. Berikut ini beberapa ilmuwan
yang mengungkapkan tentang batasan-batasan perubahan sosial. Gillin dan Gillin
menyatakan bahwa perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup
yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan,
dinamika dan komposisi penduduk, ideologi, ataupun karena adanya
penemuan-penemuan baru di dalam masyarakat.
Samuel
Koenig menjelaskan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi
yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut
terjadi karena sebab-sebab intern atau sebab-sebab ekstern. Selo Soemardjan
menjelaskan bahwa perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi istem
sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara
kelompok-kelompok dalam masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan unsur-unsur atau struktur
sosial dan perilaku manusia dalam masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan
yang lain.A. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial Budaya dan Penyebabnya
Perubahan sosial budaya dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk berikut ini.1. Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat
Perubahan lambat disebut juga evolusi. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan kondisi-kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Contoh perubahan evolusi adalah perubahan pada struktur masyarakat. Suatu masyarakat pada masa tertentu bentuknya sangat sederhana, namun karena masyarakat mengalami perkembangan, maka bentuk yang sederhana tersebut akan berubah menjadi kompleks. Perubahan cepat disebut juga dengan revolusi, yaitu perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Seringkali perubahan revolusi diawali oleh munculnya konflik atau ketegangan dalam masyarakat, ketegangan-ketegangan tersebut sulit dihindari bahkan semakin berkembang dan tidak dapat dikendalikan. Terjadinya proses revolusi memerlukan persyaratan tertentu. Berikut ini beberapa persyaratan yang mendukung terciptanya revolusi.a. Ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan.
b. Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu memimpin masyarakat tersebut.
c. Harus bisa memanfaatkan momentum untuk melaksanakan revolusi.
d. Harus ada tujuan gerakan yang jelas dan dapat ditunjukkan kepada rakyat.
e. Kemampuan pemimpin dalam menampung, merumuskan, serta menegaskan rasa tidak puas masyarakat dan keinginan-keinginan yang diharapkan untuk dijadikan program dan arah gerakan revolusi.
Contoh perubahan secara revolusi adalah gerakan Revolusi Islam Iran pada tahun 1978-1979 yang berhasil menjatuhkan pemerintahan Syah Mohammad Reza Pahlevi yang otoriter dan mengubah sistem pemerintahan monarki menjadi sistem Republik Islam dengan Ayatullah Khomeini sebagai pemimpinnya.
2. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar
Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi
pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau
pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan kecil adalah perubahan
mode rambut atau perubahan mode pakaian. Sebaliknya, perubahan besar adalah
perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang membawa pengaruh
langsung atau pengaruh berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan besar adalah
dampak ledakan penduduk dan dampak industrialisasi bagi pola kehidupan
masyarakat.
3. Perubahan yang Dikehendaki atau Direncanakan dan Perubahan yang Tidak Dikehendaki atau Tidak Direncanakan
Perubahan yang dikehendaki atau yang
direncanakan merupakan perubahan yang telah diperkirakan atau direncanakan
terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak melakukan perubahan di masyarakat.
Pihak-pihak tersebut dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok
orang yang mendapat kepercayaan masyarakat untuk memimpin satu atau lebih
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang bertujuan untuk mengubah suatu sistem
sosial. Contoh perubahan yang dikehendaki adalah pelaksanaan pembangunan atau
perubahan tatanan pemerintahan, misalnya perubahan tata pemerintahan Orde Baru
menjadi tata pemerintahan Orde Reformasi. Perubahan yang tidak dikehendaki atau
yang tidak direncanakan merupakan perubahan yang terjadi di luar jangkauan
pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang
tidak diharapkan.
Contoh
perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan adalah munculnya
berbagai peristiwa kerusuhan menjelang masa peralihan tatanan Orde Lama ke Orde
Baru dan peralihan tatanan Orde Baru ke Orde Reformasi.4. Sebab-Sebab Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial dan kebudayaan di masyarakat dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.a . Sebab-Sebab yang Berasal dari Dalam Masyarakat (Sebab Intern)
Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat (sebab intern)
1) Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
2) Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).
3) Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
4) Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar. Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam keluarga.
b . Sebab-Sebab yang Berasal dari Luar Masyarakat (Sebab Ekstern)
Perubahan sosial dan kebudayaan juga dapat
terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat (sebab
ekstern). Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat.
1)
Adanya pengaruh bencana alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu
daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat
tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri
dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan
besar juga dapat memengaruhi perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya.2) Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat me-nyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
3) Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.
B. Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya
1. Faktor-Faktor Pendorong Perubahan
a. Adanya Kontak dengan Kebudayaan Lain
Kontak dengan kebudayaan lain dapat
menyebabkan manusia saling berinteraksi dan mampu menghimpun penemuan-penemuan
baru yang telah dihasilkan. Penemuan-penemuan baru tersebut dapat berasal dari
kebudayaan asing atau merupakan perpaduan antara budaya asing dengan budaya
sendiri. Proses tersebut dapat mendorong pertumbuhan suatu kebudayaan dan
memperkaya kebudayaan yang ada.
b
. Sistem Pendidikan Formal yang MajuPendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama membuka pikiran dan mem-biasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini akan memberikan kemampuan manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya dapat memenuhi perkembangan zaman atau tidak.
c . Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain
Penghargaan terhadap hasil karya seseorang akan mendorong seseorang untuk berkarya lebih baik lagi, sehingga masyarakat akan semakin terpacu untuk menghasilkan karya-karya lain.
d . Toleransi terhadap Perbuatan yang Menyimpang
Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan tindak pidana, dapat merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosial budaya.Untuk itu, toleransi dapat diberikan agarsemakin tercipta hal-hal baru yang kreatif.
e . Sistem Terbuka Masyarakat ( Open Stratification )
Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal atau horizontal yang lebih luas kepada anggota masyarakat. Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan status sosial dalam menjalin hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada para individu untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
f . Heterogenitas Penduduk
Di dalam masyarakat heterogen yang mempunyai
latar belakang budaya, ras, dan ideologi yang berbeda akan mudah terjadi
pertentangan yang dapat menimbulkan kegoncangan sosial. Keadaan demikian
merupakan pendorong terjadinya perubahan-perubahan baru dalam masyarakat dalam
upayanya untuk mencapai keselarasan sosial.
g
. Orientasi ke Masa DepanPemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
h. Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang-Bidang Tertentu
Ketidakpuasan yang berlangsung lama di kehidupan masyarakat dapat menimbulkan reaksi berupa perlawanan, pertentangan, dan gerakan revolusi untuk mengubahnya.
i . Nilai Bahwa Manusia Harus Senantiasa Berikhtiar untuk Memperbaiki Hidupnya
Ikhtiar harus selalu dilakukan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas.
2. Faktor-Faktor Penghambat Perubahan
a. Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat LainKehidupan terasing menyebabkan suatu masyarakat tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang telah terjadi. Hal ini menyebabkan pola-pola pemikiran dan kehidupan masyarakat menjadi statis.
b . Terlambatnya Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Kondisi ini dapat dikarenakan kehidupan masyarakat yang terasing dan tertutup, contohnya masyarakat pedalaman. Tapi mungkin juga karena masyarakat itu lama berada di bawah pengaruh masyarakat lain (terjajah).
c . Sikap Masyarakat yang Masih Sangat
Tradisional
Sikap yang mengagung-agungkan tradisi dan masa
lampau dapat membuat terlena dan sulit menerima kemajuan dan perubahan zaman.
Lebih parah lagi jika masyarakat yang bersangkutan didominasi oleh golongan konservatif
(kolot).
d
. Rasa Takut Terjadinya Kegoyahan pada Integritas KebudayaanIntegrasi kebudayaan seringkali berjalan tidak sempurna, kondisi seperti ini dikhawatirkan akan menggoyahkan pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada. Beberapa golongan masyarakat berupaya menghindari risiko ini dan tetap mempertahankan diri pada pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada.
e . Adanya Kepentingan-Kepentingan yang Telah Tertanam dengan Kuat ( Vested Interest Interest)
Organisasi sosial yang mengenal sistem lapisan strata akan menghambat terjadinya perubahan. Golongan masyarakat yang mempunyai kedudukan lebih tinggi tentunya akan mempertahankan statusnya tersebut. Kondisi inilah yang menyebabkan terhambatnya proses perubahan.
f . Adanya Sikap Tertutup dan Prasangka
Terhadap Hal Baru (Asing)
Sikap yang demikian banyak dijumpai dalam
masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa lain, misalnya oleh bangsa Barat.
Mereka mencurigai semua hal yang berasal dari Barat karena belum bisa melupakan
pengalaman pahit selama masa penjajahan, sehingga mereka cenderung menutup diri
dari pengaruh-pengaruh asing.
g
. Hambatan-Hambatan yang Bersifat IdeologisSetiap usaha perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah, biasanya diartikan sebagai usaha yang berlawanan dengan ideologi
masyarakat yang sudah menjadi dasar integrasi masyarakat tersebut.
h. Adat atau Kebiasaan yang Telah Mengakar
Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola
perilaku bagi anggota masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Adakalanya
adat dan kebiasaan begitu kuatnya sehingga sulit untuk diubah. Hal ini
merupakan bentuk halangan terhadap perkembangan dan perubahan kebudayaan.
Misalnya, memotong padi dengan mesin dapat mempercepat proses pemanenan, namun
karena adat dan kebiasaan masyarakat masih banyak yang menggunakan sabit atau
ani-ani, maka mesin pemotong padi tidak akan digunakan.
i
. Nilai Bahwa Hidup ini pada HakikatnyaBuruk dan Tidak Mungkin Diperbaiki Pandangan tersebut adalah pandangan pesimistis. Masyarakat cenderung menerima kehidupan apa adanya dengan dalih suatu kehidupan telah diatur oleh Yang Mahakuasa. Pola pikir semacam ini tentu saja tidak akan memacu pekembangan kehidupan manusia.
C. Perilaku Masyarakat sebagai Akibat Adanya Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial budaya akan mengubah adat, kebiasaan, cara pandang, bahkan ideologi suatu masyarakat. Telah dijelaskan di depan bahwa perubahan sosial budaya dapat mengarah pada hal-hal positif (kemajuan) dan hal-hal negatif (kemunduran). Hal ini tentu saja memengaruhi pola dan perilaku masyarakatnya. Berikut ini hal-hal positif atau bentuk kemajuan akibat adanya perubahan sosial budaya.1. Memunculkan ide-ide budaya baru yang sesuai dengan perkembangan zaman.
2. Membentuk pola pikir masyarakat yang lebih ilmiah dan rasional.
3. Terciptanya penemuan-penemuan baru yang dapat membantu aktivitas manusia.
4. Munculnya tatanan kehidupan masyarakat baru yang lebih modern dan ideal.
Berikut ini hal-hal negatif atau bentuk
ke-munduran akibat adanya perubahan sosial budaya.
1. Tergesernya bentuk-bentuk budaya nasional oleh budaya asing yang terkadang tidak sesuai dengan kaidah budaya-budaya nasional.
2. Adanya beberapa kelompok masyarakat yang mengalami ketertinggalan kemajuan budaya dan kemajuan zaman, baik dari sisi pola pikir ataupun dari sisi pola kehidupannya (cultural lag atau kesenjangan budaya).
3. Munculnya bentuk-bentuk penyimpangan sosial baru yang makin kompleks.
4. Lunturnya kaidah-kaidah atau norma budaya lama, misalnya lunturnya kesadaran bergotong-royong di dalam kehidupan masyarakat kota.
1. Tergesernya bentuk-bentuk budaya nasional oleh budaya asing yang terkadang tidak sesuai dengan kaidah budaya-budaya nasional.
2. Adanya beberapa kelompok masyarakat yang mengalami ketertinggalan kemajuan budaya dan kemajuan zaman, baik dari sisi pola pikir ataupun dari sisi pola kehidupannya (cultural lag atau kesenjangan budaya).
3. Munculnya bentuk-bentuk penyimpangan sosial baru yang makin kompleks.
4. Lunturnya kaidah-kaidah atau norma budaya lama, misalnya lunturnya kesadaran bergotong-royong di dalam kehidupan masyarakat kota.
D. Sikap Kritis terhadap Pengaruh Perubahan Sosial dan Budaya
Apapun bentuk perubahan sosial budaya akan
menghasilkan suatu bentuk, pola, dan kondisi kehidupan masyarakat yang baru.
Kalian sebagai pelajar tentu harus bisa menentukan sikap terhadap dampak
perubahan sosial budaya yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Sikap
apriori yang berlebihan tentu saja tidak perlu kalian kedepankan, mengingat
sikap tersebut merupakan salah satu penyebab terhambatnya proses perubahan
sosial budaya yang berujung pada terhambatnya proses perkembangan masyarakat
dan modernisasi. Demikian juga dengan sikap menerima setiap perubahan tanpa
terkecuali. Sikap tersebut cenderung akan membuat kita meniru (imitasi)
terhadap setiap perubahan sosial budaya yang terjadi, meskipun perubahan
tersebut mengarah pada perubahan yang bersifat negatif. Kalian diharapkan mampu
memiliki dan mengembangkan sikap kritis terhadap proses perubahan sosial budaya
yang terjadi di masyarakat. Perubahan sosial budaya yang bersifat positif dapat
kita terima untuk memperkaya khazanah kebudayaan bangsa kita, sebaliknya
perubahan sosial budaya yang bersifat negatif harus kita saring dan kita cegah
perkembangannya dalam kehidupan masyarakat kita. Dalam pelaksanaannya, kalian
harus mampu mengikuti perkembangan zaman dengan memperluas pengetahuan dan
teknologi yang semakin berkembang. Namun di sisi lain, nilai-nilai dan norma
kehidupan bangsa yang luhur harus dapat terus kalian jaga dan lestarikan.
Adapu n dampak – dampak dari perubahan sosial,
yakni :
Dampak Perubahan Sosial
1. Integrasi sosial
Dalam perubahan sosial di masyarakat, perlu diikuti adanya penyesuaian baik unsur masyarakat maupun unsur baru. Hal demikian sering disebut sebagai integrasi sosial. Unsur yang saling berbeda dapat saling menyesuaikan diri. Indonesia yang terdiri dari beranekaragam suku bangsa dan budayanya, diharapkan semua unsur/ komponen bangsa dapat menyesuaikan diri. Oleh karena itu akan terciptakan integrasi sosial atau integrasi nasional Indonesia.
Dalam perubahan sosial di masyarakat, perlu diikuti adanya penyesuaian baik unsur masyarakat maupun unsur baru. Hal demikian sering disebut sebagai integrasi sosial. Unsur yang saling berbeda dapat saling menyesuaikan diri. Indonesia yang terdiri dari beranekaragam suku bangsa dan budayanya, diharapkan semua unsur/ komponen bangsa dapat menyesuaikan diri. Oleh karena itu akan terciptakan integrasi sosial atau integrasi nasional Indonesia.
2. Disintegrasi sosial
Disintegrasi sering diartikan sebagai proses terpecahnya suatu kesatuan menjadi bagian-bagian kecil yang trpisah satu sama lain. Sedangkan disintegrasi sosial adalah proses terpecahnya suatu kelompok sosial menjadi beberapa unit sosial yang terpisah satu sama lain. Proses ini terjadi akibat hilangnya ikatan kolektif yang mempersatukan anggota kelompok satu sama lain.
Perubahan sosial sering ditandai dengan perubahan unsur kebudayaan, tanpa diimbangi perubahan unsur kebudayaan yang lain yang saling terkait. Biasanya unsur yang cepat berubah adalah kebudayaan kebendaan bila dibandingkan dengan kebudayaan rokhani. Dalam hal ini dapat dikemukakan beberapa bentuk :
Disintegrasi sering diartikan sebagai proses terpecahnya suatu kesatuan menjadi bagian-bagian kecil yang trpisah satu sama lain. Sedangkan disintegrasi sosial adalah proses terpecahnya suatu kelompok sosial menjadi beberapa unit sosial yang terpisah satu sama lain. Proses ini terjadi akibat hilangnya ikatan kolektif yang mempersatukan anggota kelompok satu sama lain.
Perubahan sosial sering ditandai dengan perubahan unsur kebudayaan, tanpa diimbangi perubahan unsur kebudayaan yang lain yang saling terkait. Biasanya unsur yang cepat berubah adalah kebudayaan kebendaan bila dibandingkan dengan kebudayaan rokhani. Dalam hal ini dapat dikemukakan beberapa bentuk :
1. Anomie
Anomie adalah keadaan kritis dalam masyarakat akibat perubahan sosial dimana norma/ nilai lama memudar, namun norma/ nilai baru yang akan menggantikan belum terbentuk. Dengan demikian dalam kehidupan masyarakat sekolah-olah tidak ada norma atau nilai
Anomie adalah keadaan kritis dalam masyarakat akibat perubahan sosial dimana norma/ nilai lama memudar, namun norma/ nilai baru yang akan menggantikan belum terbentuk. Dengan demikian dalam kehidupan masyarakat sekolah-olah tidak ada norma atau nilai
2. Cultural lag
Menurut William F. Ogburn dikemukakan sebagai perbedaan taraf kemajuan antara berbagai bagian dalam kebudayaan, atau ketertinggalan antara unsur kebudayaan material dengan non material. Penyebab timbulnya cultural lag adalah :
a. Kurangnya intetiviteit (penemuan baru) dalam sektor yang harus menyesuaikan dengan perkembangan sosial.
b. Adanya hambatan terhadap perkembangan pada umumnya.
c. heterogenitas/ keberagaman sikap masyarakat yaitu kesiapan dalam menerima perubahan.
d. kurangnya kontak dengan budaya material masyarakat lain.
Menurut William F. Ogburn dikemukakan sebagai perbedaan taraf kemajuan antara berbagai bagian dalam kebudayaan, atau ketertinggalan antara unsur kebudayaan material dengan non material. Penyebab timbulnya cultural lag adalah :
a. Kurangnya intetiviteit (penemuan baru) dalam sektor yang harus menyesuaikan dengan perkembangan sosial.
b. Adanya hambatan terhadap perkembangan pada umumnya.
c. heterogenitas/ keberagaman sikap masyarakat yaitu kesiapan dalam menerima perubahan.
d. kurangnya kontak dengan budaya material masyarakat lain.
3. Mestizo culture
Mestizo culture atau kebudayaan campuran merupakan proses percampuran unsur kebudayaan yang satu dengan unsur kebudayaan lain yang memiliki warna dan sifat yang berbeda. Hal ini bercirikan sifat formalimse, yaitu hanya dapat meniru bentuknya, tetapi tidak mengerti akan arti sesungguhnya. Keadaan ini ditandai dengan meningkatnya pola konsumsi masyarakat serta terjadinya demonstrasi efek (pamer kekayaan) yang makin besar dengan adanya iklan. Kondisi demikian dapat menimbulkan disintegrasi sosial.
Dalam kehidupan masyarakat perubahan sosial kadang-kadang dapat menimbulkan ketidakseimbangan (disequilibrium). Ketidakseimbangan tersebut dapat disebabkan adanya kesenjangan budaya dalam masyarakat (disintegrasi sosial). Adapun gejala yang menyebabkan terjadinya disintegrasi sosial adalah sebagai berikut :
a. Tidak ada persepsi atau persamaan pandangan di antara anggota masyarakat mengenai norma yang semula dijadikan pegangan oleh anggota masyarakat.
Mestizo culture atau kebudayaan campuran merupakan proses percampuran unsur kebudayaan yang satu dengan unsur kebudayaan lain yang memiliki warna dan sifat yang berbeda. Hal ini bercirikan sifat formalimse, yaitu hanya dapat meniru bentuknya, tetapi tidak mengerti akan arti sesungguhnya. Keadaan ini ditandai dengan meningkatnya pola konsumsi masyarakat serta terjadinya demonstrasi efek (pamer kekayaan) yang makin besar dengan adanya iklan. Kondisi demikian dapat menimbulkan disintegrasi sosial.
Dalam kehidupan masyarakat perubahan sosial kadang-kadang dapat menimbulkan ketidakseimbangan (disequilibrium). Ketidakseimbangan tersebut dapat disebabkan adanya kesenjangan budaya dalam masyarakat (disintegrasi sosial). Adapun gejala yang menyebabkan terjadinya disintegrasi sosial adalah sebagai berikut :
a. Tidak ada persepsi atau persamaan pandangan di antara anggota masyarakat mengenai norma yang semula dijadikan pegangan oleh anggota masyarakat.
b.
Norma-norma masyarakat tidak berfungsi dengan baik sebagai alat untuk mencapai
tujuan masyarakat.
c.
Timbul pertentangan norma-norma dalam masyarakat, sehingga menimbulkan
kebingungan bagi anggota masyarakat itu sendiri.
d. Tidak ada tindakan sanksi yang tepat bagi pelanggar norma.
e. Tindakan dalam masyarakat sudah tidak sesuai lagi dengan norma masyarakat.
f. Interaksi sosial yang terjadi ditandai dengan proses yang bersifat disosiatif.
d. Tidak ada tindakan sanksi yang tepat bagi pelanggar norma.
e. Tindakan dalam masyarakat sudah tidak sesuai lagi dengan norma masyarakat.
f. Interaksi sosial yang terjadi ditandai dengan proses yang bersifat disosiatif.
Adapun bentuk disintegrasi sebagai akibat
terjadinya perubahan sosial yang dapat dijumpai di Indonesia cukup kompleks.
1. Pergolakan di daerah
Pergolakan daerah adalah peristiwa disintegrasi yang mempermasalahkan isu lokal/ daerah. Pergolakan dapat berupa tuntutan sekelompok massa kepada kelompok lain termasuk the rulling class (penguasa). Dari bentuk disintegrasi ini kita dapat mengambil pelajaran untuk lebih berhati-hati dalam melangkah terutama menyangkut hal mendasar dan melibatkan masyarakat luas. Hal ini dapat dicontohkan gerakan RMS (1950), DI/TII (1949 – 1962), PRRI/Permesta (1957-1958), pergolakan di Aceh, pergolakan di Papua, dan sebagainya.
Pergolakan daerah adalah peristiwa disintegrasi yang mempermasalahkan isu lokal/ daerah. Pergolakan dapat berupa tuntutan sekelompok massa kepada kelompok lain termasuk the rulling class (penguasa). Dari bentuk disintegrasi ini kita dapat mengambil pelajaran untuk lebih berhati-hati dalam melangkah terutama menyangkut hal mendasar dan melibatkan masyarakat luas. Hal ini dapat dicontohkan gerakan RMS (1950), DI/TII (1949 – 1962), PRRI/Permesta (1957-1958), pergolakan di Aceh, pergolakan di Papua, dan sebagainya.
Timbulnya pergolakan daerah dapat
dilatarbelakangi hal berikut :
a. Sentimen kedaerahan dan primordialisme lebih berkembang dibanding sentimen nasionalisme.
b. Sentralisasi kehidupan ekonomi dan politik yang mengakibatkan perbedaan pertumbuhan yang tajam antara pusat dan daerah
a. Sentimen kedaerahan dan primordialisme lebih berkembang dibanding sentimen nasionalisme.
b. Sentralisasi kehidupan ekonomi dan politik yang mengakibatkan perbedaan pertumbuhan yang tajam antara pusat dan daerah
Adapun faktor yang dapat memunculkan
pergolakan di daerah atau konflik antar kelompok antara lain :
a. Program pembangunan yang dilaksanakan tidak memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat setempat.
b. Kurang berfungsinya lembaga masyarakat.
c. Ketidakstabilan situasi politik dan keamanan nasional.
d. Sarana-sarana komunikasi dan interaksi sosial antar daerah di berbagai bidang tidak berjalan dengan baik.
e. Terjadinya kesenjangan sosial ekonomi di masyarakat.
f. Masing-masing kelompok atau daerah memiliki kesetiaan primordial yang berlebihan.
a. Program pembangunan yang dilaksanakan tidak memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat setempat.
b. Kurang berfungsinya lembaga masyarakat.
c. Ketidakstabilan situasi politik dan keamanan nasional.
d. Sarana-sarana komunikasi dan interaksi sosial antar daerah di berbagai bidang tidak berjalan dengan baik.
e. Terjadinya kesenjangan sosial ekonomi di masyarakat.
f. Masing-masing kelompok atau daerah memiliki kesetiaan primordial yang berlebihan.
Pergolakan yang kemungkinan berlangsung dalam
masyarakat dapat diminimalisir dengan cara :
a. Menyusun perencanaan pembangunan yang mengarah pada peningkatan kualitas hidup masyarakat dan meminimalkan konflik.
b. Memfungsikan secara optimal lembaga sosial kemasyarakatan sebagai kontrol sosial.
c. mengefektifkan sarana komunikasi, interaksi atau kerjasama antar kelompok dengan baik.
d. Berbagai pihak yang ada dalam masyarakat diajak bersama dalam kelangsungan proses pembangunan.
e. Proses pembauran bangsa atau antar suku bangsa harus tetap dijalankan.
f. Mempertegas tata nilai hukum dalam kehidupan bangsa.
g. Membudayakan nilai Pancasila dan UUD 1945.
a. Menyusun perencanaan pembangunan yang mengarah pada peningkatan kualitas hidup masyarakat dan meminimalkan konflik.
b. Memfungsikan secara optimal lembaga sosial kemasyarakatan sebagai kontrol sosial.
c. mengefektifkan sarana komunikasi, interaksi atau kerjasama antar kelompok dengan baik.
d. Berbagai pihak yang ada dalam masyarakat diajak bersama dalam kelangsungan proses pembangunan.
e. Proses pembauran bangsa atau antar suku bangsa harus tetap dijalankan.
f. Mempertegas tata nilai hukum dalam kehidupan bangsa.
g. Membudayakan nilai Pancasila dan UUD 1945.
2. Aksi protes dan demonstrasi
Aksi protes dapat diartikan gerakan yang
dilakukan secara perorangan atau bersama untuk menyampaikan pernyataan tidak
setuju yang oleh sebagian besar orang biasanya dilancarkan melalui kecaman
pedas. Demonstrasi adalah tindakan sekelompok orang secara bersama-sama untuk
menunjukkan rasa ketidakpuasan yang pada umumnya menyangkut bidang ekonomi,
sosial dan politik.
LEMBAGA
SOSIAL
Pengertian Lembaga Sosial
Pengertian istilah lembaga sosial dalam bahasa Inggris adalah social institution, namun social institution juga diterjemahkan sebagai pranata sosial. Hal ini dikarenakan social institution merujuk pada perlakuan mengatur perilaku para anggota masyarakat. Ada pendapat lain mengemukakan bahwa pranata sosial merupakan sistem tata kelakukan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan menurut Koentjaraningrat Lembaga sosial merupakan satuan norma khusus yang menata serangkaian tindakan yang berpola untuk keperluan khusus manusia dalam kehidupan bermasyarakatIstilah lain yang digunakan adalah bangunan sosial yang diambil dari bahasa Jerman sozialegebilde dimana menggambarkan dan susunan institusi tersebut.
Ciri –
cirri atau karakteristik lembaga sosial
Meskipun lembaga sosial merupakan suatu konsep yang
abstrak, ia memiliki sejumlah ciri dan karakter yang dapat dikenali.
Menurut J.P Gillin di dalam karyanya yang berjudul
"Ciri-ciri Umum Lembaga Sosial" (General Features of Social
Institution) menguraikan sebagai berikut :
- Lembaga sosial adalah organisasi pola-pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas masyarakat dan hasil-hasilnya. Ia terdiri atas kebiasaan-kebiasaan, tata kelakukan, dan unsur-unsur kebudayaan lain yang tergabung dalam suatu unit yang fungsional.
- Lembaga sosial juga dicirikan oleh suatu tingkat kekekalan tertentu. Oleh karena lembaga sosial merupakan himpunan norma-norma yang berkisar pada kebutuhan pokok, maka sudah sewajarnya apabila terus dipelihara dan dibakukan.
- Lembaga sosial memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu. Lembaga pendidikan sudah pasti memiliki beberapa tujuan, demikian juga lembaga perkawinan, perbankan, agama, dan lain- lain.
- Terdapat alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga sosial. Misalnya, rumah untuk lembaga keluarga serta masjid, gereja, pura, dan wihara untuk lembaga agama.
- Lembaga sosial biasanya juga ditandai oleh lambang-lambang atau simbol-simbol tertentu. Lambang-lambang tersebut secara simbolis menggambar tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan. Misalnya, cincin kawin untuk lembaga perkawinan, bendera dan lagu kebangsaan untuk negara, serta seragam sekolah dan badge (lencana) untuk sekolah.
- Lembaga sosial memiliki tradisi tertulis dan tidak tertulis yang merumuskan tujuan, tata tertib, dan lain-lain. Sebagai contoh, izin kawin dan hukum perkawinan untuk lembaga perkawinan.
Sedangkan seorang ahli sosial yang bernama John
Conen ikut pula mengemukakan karakteristik dari lembaga sosial. Menurutnya
terdapat sembilan ciri khas (karakteristik) lembaga sosial sebagai berikut.
- Setiap lembaga sosial bertujuan memenuhi kebutuhan khusus masyarakat.
- Setiap lembaga sosial mempunyai nilai pokok yang bersumber dari anggotanya.
- Dalam lembaga sosial ada pola-pola perilaku permanen menjadi bagian tradisi kebudayaan yang ada dan ini disadari anggotanya.
- Ada saling ketergantungan antarlembaga sosial di masyarakat, perubahan lembaga sosial satu berakibat pada perubahan lembaga sosial yang lain.
- Meskipun antarlembaga sosial saling bergantung, masing-masing lembaga sosial disusun dan di- organisasi secara sempurna di sekitar rangkaian pola, norma, nilai, dan perilaku yang diharapkan.
- Ide-ide lembaga sosial pada umumnya diterima oleh mayoritas anggota masyarakat, terlepas dari turut tidaknya mereka berpartisipasi.
- Suatu lembaga sosial mempunyai bentuk tata krama perilaku.
- Setiap lembaga sosial mempunyai simbol-simbol kebudayaan tertentu.
- Suatu lembaga sosial mempunyai ideologi sebagai dasar atau orientasi kelompoknya.
Fungsi Lembaga Sosial
- Menurut Soerjono Soekanto, lembaga sosial memiliki fungsi sebagai berikut:
- Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bersikap atau bertingkah laku dalam menghadapi masalah-masalah yang muncul atau berkembang di lingkungan masyarakat, termasuk yang menyangkut hubungan pemenuhan kebutuhan.
- Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan
- Memberikan pengarahan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial, yaitu sistem pengawasan masyarakat terhadap anggota-anggotanya.
- Menurut Horton dan Hunt, fungsi lembaga sosial adalah:
- Fungsi Manifes atau fungsi nyata yaitu fungsi lembaga yang disadari dan di akui oleh seluruh masyarakat
0 comment:
Post a Comment