11.13.2013

Materi Sosiologi untuk SMA



ini adalah SKL Sosiologi yang pernah saya buat ketika saya SMA dulu. semoga bermanfaat ^_^ 

SOSIOLOGI
1.    Pengertian sosiologi
a.    Secara etimologi : berasal dari kata socius dan logos. Socious dari bahasa latin yang berarti teman dan logos dari bahasa yunani yang berarti pembicaraan.
b.    Secara harfiah : sosiologi berarti berbicara mengenai masyarakat
c.    Menurut ensiklopedi ilmu-ilmu sosial : sebagai studi ilmiah tentang masyarakat dan tentang aspek kehidupan manusia
d.    Selo soemardjan dan Soelaiman Soemardi : ilmu yang mempelajari struktur sosial, proses sosial dan perubahan sosial

2.    Sifat dan hakikat sosiologi
a.    Sosiologi termasuk rumpun sosial
b.    Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang kategoris
c.    Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni
d.    Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak
e.    Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum
f.     Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang rasional
g.    Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan umum

3.    Ciri-ciri sosiologi
a.    Sosiologi bersifat empiris, karena didasarkan pada pengamatan terhadap kenyataan-kenyataan sosial dan hasilnya tidak bersifat spekulatif
b.    Sosiologi bersifat teoritis, sosiologi selalu menyusun hasil observasi untuk menghasilkan teori keilmuan
c.    Sosiologi bersifat kumulatif, dalam sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada sebelumnya
d.    Sosiologi bersifat nonetis, sosiologi tidak mempersoalkan baik dan buruknya fakta

4.    Kegunaan sosiologi
a.    Perencanaan sosial
·         Sosiologi memahami perkembangan kebudayaan masyarakat
·         Sosiologi memahami hubungan manusia dengan lingkungan alam
·         Sosiologi memiliki disiplin ilmiah yang didasarkan atas objektifitas
·         Dengan berpikir secara sosiologis, suatu perencanaan sosial dapat dimanfaatkan untuk mengetahui tingkat ketertinggalan dan tingkat kemajuan masyarakat
·         Menurut pandangan sosiologi, perencanaan sosial merupakan alat untuk mengetahui perjembangan masyarakat
b.    Penelitian
·         Memahami simbol kata-kata, kode, serta berbagai istilah yang digunakan oleh masyarakat sebagai objek penelitian empiris
·         Pemahaman terhadap pola-pola tingkah laku manusia dalam masyarakat
·         Kemampuan untuk mempertimbangkan berbagai fenomena sosial
·         Kemampuan melihat kecenderungan-kecenderungan arah perubahan pola tingkah laku
·         Kehati-hatian dalam menjaga pemikiran yang rasional sehingga tidak terjebak pola pikir tidak jelas
c.    Pembangunan
·         Pembangunan harus bersifat rasionalistis
·         Adanya perencanaan dan proses pembangunan
·         Peningkatan produktivitas
·         Peningkatan standar kehidupan
·         Kesempatan yang sama untuk berpartisipasi

5.    Metode-metode sosiologi
a.    Metode statistic
Metode ini banyak dipakao untuk menunjukkan hubungan atau pengaruh kausalitas serta memperkecil prasangka pribadi atau sepihak
b.    Metode eksperimen
Metode ini dilakukan terhadap dua kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok eksperimen sedangkan kelompok kedua sebagai kelompok control. Metode ini membandingkan hasil percobaan kedua kelompok tersebut
c.    Metode induktif dan deduktif
Metode induktif adalah metode yang digunakan untuk memperoleh kaidah umum dengan mempelajari gejala yang khusus. Metode deduktif adalah metode yang digunakan untuk memperoleh kaidah khusus dengan mempelajari gejala yang umum
d.    Metode studi kasus
Untuk meneliti kebenaran peristiwa-peristiwa tertentu
e.    Metode survey lapangan
Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang hanya ada pada kehidupan masyarakat secara langsung
f.     Metode partisipasi
Metode ini digunakan untuk mengadakan penelitian mendalam tentang kehidupan kelompok.
g.    Metode empiris dan rasionalistis
Metode empiris menyandarkan diri pada fakta yang ada dalam masyarakat melalui penelitian, metode rasionalistis mengutamakan pemikiran sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah kemasyarakatan
h.    Metode fungsionalisme
Metode ini bertujuan untuk meneliti kegunaan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat

i.      Metode studi pustaka
Metode ini merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengambil data atau keterangan dari buku-buku literature di perpustakaan


6.    Data tentang realitas sosial dan permasalahan sosial
a.    Penurunan kualitas moral (demoralisasi)
·         Kuantitas dan kualitas kriminalitas sosial semakin meingkat, seperti pemerkosaan, pencurian, perampokan dan pembunuhan
·         Terjadinya kerusuhan yang bersifat anarkis
·         Konflik sosial semakin marak
·         Tindakan korupsi merajalela
b.    Terorisme
c.    Merebaknya kasus perdagangan anak
d.    Meningkatnya angka kemiskinan
e.    Kenakalan remaja

NILAI DAN NORMA SOSIAL
1.    Jenis nilai sosial
a.    Nilai material : segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia
b.    Nilai vital : segala sesuatu yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan berbagai aktivitas
c.    Nilai kerohanian : segala sesuatu yang berguna bagi kebutuhan rohani manusia. Meliputi nilai kebenaran, keindahan dan keagamaan
2.    Cirri-ciri nilai sosial
a.    Nilai sosial merupakan konstruksi masyarakat yang tercipta melalui interaksi antara anggota masyarakat
b.    Nilao dapat diteruskan dari satu orang ke irang laib melalui berbagai macam proses sosial.
c.    Nilai sosial diperoleh melalui proses belajar
d.    Nilai sosial memuaskan manusia dan memiliki peranan dalam usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial.
e.    Nilai sosial merupakan asumsi-asumsi abstrak
f.     Nilai sosial cenderung berkaitan satu dengan yang lain
g.    Sistem nilai sosial beragam bentuknya antara kebudayaan satu dengan yang lainnya
h.    Nilai sosial selalu memberikan pilihan dari sistem-sistem nilai yang ada
i.      Masing-masing nilai sosial mempunyai pengaruh yang berbeda
j.      Nilai sosial dapat melibatkan emosi atau perasaan
k.    Nilai sosial dapat memengaruhi perkembangan pribadi dalam masyarakat.
3.    Fungsi nilai sosial
a.    Sebagai faktor pendorong, berkaitan dengan nilai-nilai yang berhubungan
b.    Sebagai petunjuk arah dari cara berpikir, bertindak  dan berperasaan
c.    Sebagai alat pengawas dengan daya tekan dan pengikat tertentu
d.    Sebagai alat solidaritas
e.    Sebagai benteng perlindungan atau oenjaga stabilitas budaya kelompok atau masyarakat.
4.    Jenis-jenis norma sosial
a.    Norma sosial dilihat dari sanksinya
·         Tata cara (usage): tata cara merupakan norma yang menunjuk kepada satu bentuk perbuatan dengan sanksi yang sangat ringan terhadap pelanggarnya
·         Kebiasaan (folkways) : cara-cara bertindak yang digemari oleh masyarakat sehingga dilakukan berulang-ulang
·         Tata kelakuan (mores) : morma yang bersumber pada filsafat, ajaran, agama atau ideology yang dianut oleh masyarakat.
·         Adat (customs) : norma yang tidak tertulis namun sangat kuat mengikat sehingga anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat akan menderita karena sanksi keras yang kadang-kadang secara tidak langsung dikenakan
·         Hokum (laws) : norma yang bersifat formal dan berupa atudan tertulis

b.    Norma sosial dilihat dari sumbernya
·         Norma agama : ketentuan-ketentuan hidup bermasyarakat yang bersumber pada ajaran agama
·         Norma kesopanan atau etika : ketentuan hidup yang berlaku dalam hubungan sosial masyarakat
·         Norma kesusilaan : ketentuan yang bersumber pada hati nurani, moral atau filsafat hidup
·         Norma hukum : ketentuan tertulis yang berlaku dan bersumber pada kitab undang-undang suatu Negara
5.    Fungsi norma sosial
a.    Sebagai pedoman atau patokan perilaku dalam masyarakat
b.    Merupakan wujud konkret dari nilai-nilai yang ada di masyarakat
c.    Suatu standar skala dari berbagai kategori tingkah laku suatu masyarakat
6.    Bentuk media sosialisasi
a.    Keluarga
Keluarga merupakan media awal dari suatu proses sosialisasi. Proses sosialisasi awal ini dimulai dengan proses belajar menyesuaikan diri dan mengikuti setiap apa yang diajarkan oleh orang-orang sekitar lingkungan keluarganya.  Dalam lingkungan keluarga kita mengenal dua macam pola sosialisasi, yaitu dengan cara represif dan cara partisipasi.
·         Sosialisasi represif, cirri-cirinya antara lain :
Ø  Menghukum perilaku yang keliru
Ø  Hukuman dan imbalan material
Ø  Kepatuhan anak
Ø  Komunikasi sebagai perintah
Ø  Komunikasi nonverbal
Ø  Sosialisasi berpusat pada orang tua
Ø  Anak memerhatikan keinginan orang tua
Ø  Keluarga merupakan signifikan order atau domisi orang tua
·         Sosialisasi partisipasi, cirri-cirinya antara lain :
Ø  Memberikan imbalan bagi perilaku yang baik
Ø  Hukuman dan imbalan simbolis
Ø  Otonomi anak
Ø  Komunikasi sebagai interaksi
Ø  Komunikasi verbal
Ø  Sosialisasi berpusat pada anak
Ø  Orang tua memerhatikan keinginan anak
Ø  Keluarga merupakan generalized order atau kerja sama kea rah tujuan
b.    Kelompok bermain
c.    Lingkungan sekolah
Di lingkungan sekolah, seseorang mempelajari hal-hal baru yang belum pernah mereka temukan, baik di lingkungan keluarga maupun kelompok bermain.
d.    Lingkungan kerja
Pengaruh lingkungan kerja pada umumnya mengendap dalam diri sesorang dan sukar sekali untuk diubah, apalagi jika yang bersangkutan cukup lama bekerja di lingkungan tersebut.
e.    Media masssa
Media massa diidentifikasikan sebagai media sosialisasi yang berpengaruh terhadap perilaku khalayak
7.    Interaksi sosial
a.    Jenis interaksi sosial
·         Interaksi antara individu dengan individu
·         Interaksi antara individu dengan kelompok
·         Interaksi antara kelompok dengan kelompk
b.    Cirri-ciri interaksi sosial
·         Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
·         Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
·         Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
·         Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu
c.    Faktor-faktor interaksi sosial
·         Imitasi : suatu tindakan sesorang untuk meniru segala sesuatu yang ada pada orang lain, disebabkan oleh adanya minat dan perhatian terhadap objek atau subjek yang akan ditiru serta adanya sikap menghargai dan mengagumi pihak lain yang dianggap cocol
·         Identifikasi : upaya  yang dilakukan seseorang intik menjadi sama (identik) dengan orang-orang yang ditirunya, baik dari segi gaya hidup maupun perilakunya.
·         Sugesti : rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi sugesti terebut menuruti atau melaksanakan apa yang disugestikannya itu tanpa berpikir lagi secara kritis dan rasiaonal
·         Motivasi : dorongan, rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang deiberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh rasa tanggung jawab
·         Simpati : sikap keterkaitan seseorang terhadap orang lain. Sikap ini timbul karena adanya kesesuaian nilai yang dianut oleh kedua belah pihak
·         Empati : sikap empati mirip dengan simpati, bedanya sikap empati lebih menjiwai atau lebih terlihat secara emosional
8.    Jenis interaksi sosial
a.    Interaksi sosial asosiatif
·         Kerja sama : bentuk utama dari proses interaksi sosial karena pada dasarnya interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang bertujuan untuk memenuhi kepentingan atau kebutuhan bersama.
Ø  Kerja sama spontan : kerja sama yang timbul secara spontan
Ø  Kerja sama langsung : terjaddi karena adanya perintah atasan atau penguasa
Ø  Kerja sama kontrak : berlangsung atas dasar ketentuan tertentu yang disetujui bersama untuk jangka waktu tertentu
Ø  Kerja sama tradisional : terbentuk karena adanya sistem tradisi yang kondusif.
·         Akomdasi : suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antarindividu dan anatarkelompok untuk meredakan pertentangan
·         Asimilasi : proses kea rah peleburan kebudayaan sehingga masing-masing pihak merasakan adanya kebudayaan tunggal sebagai milik bersama.
·         Akulturasi : proses sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan menerima unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri
b.    Interaksi sosial disosiatif
·         Persaingan  : suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik.
·         Kontraversi : bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik
Ø  Kontravensi yang bersifat umum : penolakan, keengganan, gangguan terhadap pihak lain, pnegacauan rencana pihak lain dan perbuatan kekerasan
Ø  Kontravensi yang bersifat sederhana : memaki-maki, menyangkal pihak lain, mencerca, memfitnah, dan menyebarkan surat selebaran
Ø  Kontravensi yang bersifat intensif : penghasutan, penyebaran desas-desus dan mengecewakan pihak lain
Ø  Kontravensi yang bersifat rahasia : mengumumkan rahasia orang lain dan berkhianat
Ø  Kontravensi yang bersifat taksis : intimidasi, provokasi, mengejutkan pihak lawan dan menggangu atau membingungkan pihak lawan
·         Pertentangan atau konflik sosial : proses sosial antarperorangan atau kelompok masyarakat tertentu akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah diantara mereka.
Ø  Konflik pribadi : konflik antar individu yang ditandai dengan rasa saling benci terhadap pihak lawan
Ø  Konflik rasial : konflik yang terjadi karena adanya perbedaan cirri-ciri fisik kebudayaan
Ø  Konfik antarkelas sosial : terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antarkelas sosial
Ø  Konflik internasional: pertentangan yang terjadi akibat perbedaan kepentingan antarnegara yang akhirnya menyangkut kedaulatan Negara
9.    Faktor-faktor penyebab perilaku menyimpang
a.    Sikap mental yang tidak sehat
Sikap itu ditunjukkan dengan todakn merasa bersalah atau menyesal atas perbuatannya, bahkan merasa senang. Contoh : profesi pelacur
b.    Ketidakharmonisan dalam keluarga
Kurangnya perhatian anggota keluarga dapat menimbulkan perilaku menyimpang. Contoh:kalangan remaja yang menggunakan obat-obatan terlarang karena faktor broken home
c.    Pelampiasan rasa kecewa
Seseorang yang tidak bisa mengalihkan rasa kecewanya ke hal yang postitif maka ia akan berpaling ke hal yang negative. Contoh : bunuh diri
d.    Dorongan kebutuhan ekonomi
Karena mengalami ekonomi yang terpuruk, seseorang bisa melakukan penyimpangan. Contoh: seseorang yang mencuri karena kebutuhan ekonomi
e.    Pengaruh lingkungan dan media massa
f.     Keinginan untuk dipuji
Seseorang yang ingin dipuji karena banyak uang dan hidup mewah. Agar keinginannya tercapai maka ia akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang. Contoh : korupsi, merampok, dan menjual diri
g.    Proses belajar yang menyimpang
Hal ini terjadi melalui interaksi sosial dengan orang-orang yang berperilaku menyimpang. Contoh : seorang anak remaja yang sering bergaul dengan kelompok remaja pengguna obat-obatan teralarang atau terlibat perkelahian
h.    Ketidaksanggupan menyerap norma
 Ketidaksanggupan menyerap norma ke dalam kepribadian seseorang diakibatkan karena ia menjalani proses sosialisasi yang tidak sempurna sehingga ia tidak sanggip menjalankan peranannya sesuia dengan perilaku yang diharapkan oleh masyarakat
i.      Adanya ikatan sosial yang berlainan
Seorang individu cenderung mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok yang paling ia hargai dan akan lebih senang bergail dengan kelompok itu dari pada dengan kelompok lainnya. Dalam proses ini individu akan memperoleh pola-pola sikap dan perilaku kelompoknya. Jika kelompok yang  digauli memiliki pola perilaku yang menyimpang, kemingkinan besar individu tersebut akan berperilaku menyimpang
j.      Proses sosialisasi nilai-nilai subkebudayaan menyimpang
Perilaku menyimpang yang terjadi dalam masyarakat dapat disebabkan karena seseorang memilih nilai subkebudayaan yang menyimpang, yaitu suatu kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan norma budaya yang dominan. Contoh : kehidupan di lingkungan pelacuran dan perjudian.


k.    Kegagalan dalam proses sosialisasi
Proses sosialisasi bisa dianggap tidak berhasil jika individu tersebut tidak berhasil mendalami norma-norma masyarakat.

10.  Bentuk-bentuk perilaku menyimpang
a.    Penyimpangan primer
Pentimpangan primer adalah penyimpangan yang bersifat temporer atau sementara dan hanya menguasai sebagian kecil kehidupan
Contoh : pegawai yang membolos kerja, siswa yang membolos atau menyontek
b.    Penyimpangan sekunder
Perbuatan yang dilakukan secara khas dan memperlihatkan perilaku menyimpang.
Contoh : pembunuhan, perjudian, perampokan dan pemerkosaan
c.    Penyimpangan individu
Penyimpangan yang dilakukan oleh seorang individu dengan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku. Contoh : pencuriian yang dilakukan sendiri.
d.    Penyimpangan kelompok
Penyimpangan yang dilakukan secara berkelompok dengan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-norma masyarakat yang berlaku. Contoh : perampokan, geng kejahatan atau mafia.
e.    Penyimpangan situsional
Disebabkan oleh pengaruh bermacam-macam kekuatan sosial di luar individu dan memaksa individu tersebut untuk berbuat menyimpang. Contoh : seorang suami terpaksa mencuri karena melihat anak dan istrinya kelaparan.
f.     Penyimpangan sistematik
Suatu sistem tingkah laku yang disertai organisasi sosial khusus, status formal, peranan-peranan, nilai-nilai, norma-norma, dan moral tertentu yang semuanya berbeda dengan situasi umum
11.  Contoh perilaku menyimpang
a.    Tindakan criminal dan kejahatan
b.    Kenakalan remaja
c.    Penyimpangan seksual
·         Homoseksual
·         Transeksual
·         Sadomasokisme
·         Ekshibisme
·         Voyeurisme
·         Fetishisme
d.    Alkoholisme
e.    Penyalahgunaan narkotika
f.     Hubungan seksual sebelum nikah
g.    Sadism terhadap anak
·         Rejecting
·         Ignoring
·         Theorizing
·         Isolating
·         Corrupting

12.  Pengendalian sosial
a.    Pengertian
Cara yang digunakan untuk menertibkan anggota masyarakat yang membangkan
b.    Jenis-jenis pengendalian sosial
·         Pengendalian sosial formal
Ø  Lembaga kepolisian : personil keamanan dan ketertiban masyarakat yang bertugas menjadi pelindung terhadap ketertiban masyarakat, menangkap pelaku-pelaku pelanggar hokum, serta melakukan tindak lanjut terhadap penyelesaian suatu pelanggaran hukum untuk disampaikan ke pihak kejaksaan
Ø  Lembaga kejaksaan : lembaga formal yang bertugas sebagai penuntut umum, yaitu pihak yang mengajukan tuntutan terhadap mereka yang melakukan pelanggaran hukum berdasarkan tertib hukum yang berlaku.
Ø  Lembaga pengadilan : bertugas untuk memeriksa suatu kasus pelanggaran.
·         Pengendalian sosial nonformal
Ø  Lembaga adat : penanganannya menjadi kewenangan dari lembaga-lembaga adat masyarakat itu sendiri
Ø  Tokoh masyarakat : tokoh masyarakat sebagai penengah suatu masalah

Struktur sosial
1.    Pengertian
Struktur sosial merupakan tatanan sosial dalam kehidupan  masyarakat yang didalamnya terkandung hubungan timbale bailk antara status dan peranan dengan batas-batas perangkat unsur-unsur sosial yang mengacu pada suatu keteraturan perilaku di dalam masyarakat.
2.    Ciri-ciri
·         Bersifat abstrak : tidak dapat dilihati dan tidak bisa diraba.
·         Terdapat dimensi vertical dan horizontal :
Ø  Dimensi vertical : hierarki status-status sosial dengan segala peranannya sehingga menjadi satu sistem yang tidak dapat dipisahkan dari struktur satatys yang tertinggi hingga struktur terendah.
Ø  Dimensi horizontal : seluruh masyarakat berdasarkan karakteristiknya terbagi-bagi dalam kelompok-kelompok sosial yang memiliki karakteristik sama.
·         Sebagai landasa sebuah proses sosial : proses sosial yang terjadi dalam suatu struktur sosial termasuk cepat lambatnya proses itu sendiri sangat dipengaruhi oleh bagaimana bentuk struktur sosialnya.
·         Merupakan bagian dari sistem pengaturan tata kelakuan dan pola hubungan masyarakat

Bentuk masyarakat berdasarkan cirri-ciri struktur sosial :
-          Masyarakat sederhana
-          Masyarakat madya
-          Masyarakat modern
3.    Unsur-unsur sosial dalam struktur sosial
·         Menurut soerjono soekanto
Ø  Kelompok sosial
Ø  Kebudayaan
Ø  Lembaga sosial
Ø  Stratifikasi sosial
Ø  Kekuasaan dan wewenang
4.    Fungsi struktur sosial
·         Sebagai dasar untuk menanamkan suatu disiplin sosial
·         Sebagai pengawas sosial
·         Struktur sosial merupakan karakteristik yang khas yang dimilki suatu masyarakat.
5.    Bentuk-bentuk struktur sosial
·         Dilihat dari sifatnya
Ø  Struktur sosial kaku : bentuk struktur sosial yang tidak dapat dirubah atau sekurang-kurangnya masyarakat menghadapi kesulitan besar untuk melakukan perpindahan status atau kedudukannya
Ø  Struktur sosial luwes : pada setiap anggota masyarakatnya bebas bergerak melakukan perubahan
Ø  Struktur sosial formal : suatu bentuk struktur sosial yang diakui pleh pihak berwenang
Ø  Struktur sosial informal : struktur sosial yang nyata ada dan  berfungsi tetapi tidak memiliki ketetapan hukum dan tidak diakui oleh pihak berwenang
·         Dilihat dari identitas keanggotaan masyarakatnya
Ø  Struktur sosial homogen : memiliki latar belakang kesamaan identitas dari setiap anggota masyarakatnya
Ø  Struktur sosial heterogen : keragaman identitas anggota masyarakatnya
·         Dilihat dari ketidaksamaaan sosial
Ø  Pengelompokan manusia ini bisa berdasarkan ciri fisik maupun nonfisik
o   Faktor-faktor pembentuk ketidaksamaan sosial
-          Keadaan geografis
-          Etnis
-          Kemampuan atau potensi diri
-          Latar belakang sosial
o   Bentuk-bentuk ketidaksamaan sosial
-          Secara horizontal : berdasarkan diferensiasi sosial
-          Secara vertikal : berdasarkan perbedaan pelapisan sosial
6.    Diferensiasi sosial
a.    Pengertian : perbedaan individu atau kelompok dalam masyarakat yang tidak menunjukan adanya suatu tingkatan
b.    Bentuk-bentuk diferensiasi sosial :
·         Diferensiasi berdasarkan ras
·         Diferensiasi berdasarkan etnis
·         Diferensiasi berdasarkan agama
·         Diferensiasi berdasarkan gender
7.    Stratifikasi sosial
a.    Pengertian : pembedaan masyarakat kedalam kelas-kelas secara vertikal yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang paling tinggi sampai paling rendah
b.    Dasar stratifikasi sosial :
·         Ukuran kekayaan
·         Ukuran kekuasaan
·         Ukuran kehormatan
·         Ukuran ilmu pengetahuan
c.    Unsur-unsur stratifikasi sosial
·         Status atau kedudukan
Pada umumnya ada 3 cara untuk memperoleh status/kedudukan dalam masyarakat:
-          Ascribed : diperoleh seseorang melalui kelahiran
-          Achieved : diperoleh seseorang melalui usaha-usaha yang disengaja
-          Assigned : diperoleh seseorang melalui kedudukan atau status yang diberikan.
·         Peranan
d.    Sifat stratifikasi sosial
·         Stratifikasi sosial tertutup : membatasi kemungkinan seseorang untuk pindah dari satu lapisan ke lapisan yang lain
·         Stratifikasi sosial terbuka : anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk naik ke palipasn sosial yang lebih tinggi atau turun ke pelapisan yang lebih rendah.
·         Stratifikasi sosial campuran :  kemungkinan dj dalam suatu masyarakat terdapat unsur-unsur dari gabungan kedua pelapisan sosial
e.    Kelas dan golongan dalam stratifikasi sosial
·         kriteria ekonomi: stratifikasi ekonomi akan membedakan warga masyarakat menurut penguasaan dan pemilikan materi
·         krtiteria sosial : masyarakat akan terdiri atas beberapa pelapisan atau strata yang disebut dengan kelas sosial, kasta atau stand
·         kriteria politik : pembedaan penduduk atau warga masyarakat menurut pembagian kekuasaan
8.    pengaruh bentuk-bentuk struktur sosial dalam kehidupan masyarakat
a.    pengaruh diferensiasi sosial
·         primordialisme : suatu paham yang menganggap bahwa kelompoknya lebih baik dari kelompok lain
·         etnosentrisme : suatu paham yang menganggap bahwa budaya masyarakatnya lebih tinggi disbanding dengan budaya masyarakat yang lain
·         sectarian (politik aliran) : keadaan dimana sebuah kelompok atau organisasi tertentu dikelilingi oleh sejumlah oraganisasi massa (ormas) baik formal maupun informal yang menjadi pengikutnya
b.    pengaruh stratifikasi sosial
·         cara berpakaian : seseorang yang tergolong dalam strata sosial atas atau bawah dapat dilihat dari gaya berbusananya.
·         Tempat tinggal : seseorang yang tergolong dalam strata sosial atas atau bawah dapat dilihat dari tempat tinggalnya
·         Cara berbicara : seseorang yang tergolong dalam strata sosial atas atau bawah dapat dilihat dari cara berbicaranya
·         Pendidikan
·         Kegemaran dan rekreasi

KONFLIK
1.    Faktor-faktor penyebab konflik
a.        Perbedaan antarindividu : perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian, pendapat, atau ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggan dan identitas seseorang
b.        Perbedaan latar belakang kebudayaan :  kepribadian seseorang dibentuk dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Tidak semua masyarakat memiliki niliai-nilai dan norma-norma sosial yang sama
c.        Perbedaan kepentingan : setiap individu atau kelompok seringkali memiliki kepentingan yang berbeda dengan individu atau kelompok lainnnya.
d.        Perubahan sosial : terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara harapan individu atau masyarakat dengan kenyataan sosial yang timbul akibat perubahan tersebut

2.    Dampak adanya konflik
a.    Dampak secara langsung : dampaknya secara langsung dirasakan oleh pihak-pihak yang terlibat konflik
·         Menilmbulkan keretakan hubungan antara satu sama lain
·         Adanya perubahan kepribaduan seseorang
·         Hancurnya harta benda dan korban jiwa (jika konflik menyebabkan kekerasan)
·         Kemiskinan bertambah akibat tidak kondusifnya keamanan
·         Lumpuhnya roda perekonomian (jika berlanjut menjadi tindak kekerasan)
·         Pendidikan formal dan informal yang terhambat karena rusaknya sarana  dan prasana pendidikan
·         Dan lain sebagainya
b.    Dampak secara ridak langsung : dampak yang dirasakan oleh pihak-pihak yang tidak terlibat langsung dalam sebuah konflik, ataupun dampak jangka panjang dari suatu konflik yang tidak secara langsung dirasakan oleh pihak-pihak yang berkonflik.
3.    Dampak positif adanya konflik
a.    Meningkatkan solidaritas
b.    Munculnya pribadi-pribadi yang kuat dan tahan uji menghadapi berbagai situasi konflik
c.    Membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-norma baru
d.    Munculnya kompromi baru apabila pihak berkonflik dalam kekuatan seimbang
4.    Cara pengendalian konflik
a.    Pengendalian secara umum
·         Konsiliasi : bentuk pengendalian konflik sosial yang dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu yang dapat memberikan keputusan yang adil.
·         Abitrasi : bentuk pengendalian konflik melalui pihak ketiga dan kedua belah pihak yang menyetujuinya. Keputusan yang diambil pihak ketiga harus dipatuhi oleh pihak-pihak yang berkonflik
·         Mediasi : bentuk pengendalian konflik dimana pihak-pihak yang berkonflik sepakat menunjuk pihak ketiga sebagai mediator. Keputusan pihak ketiga tidak mengikat pihak manapun
·         Adjudication : bentuk pengendalian konflik melalui pengadilan

b.    Pengendalian menggunakan manajemen konflik
·         Cooperativeness : keinginan untuk memenuhi kebutuhan dan minat individu atau kelompok lain.
Assertiveness : keinginan untuk memenuhi kebutuhan dan minat individu atau kelompok sendiri.


Keterangan
-          Tindakan menghindari : bersikap tidak kooperatif dan tidak asertif, menarik diri dari situasi yang berkembang dan atau bersikap netral dalam segala macam cuaca
-          Kompetisi : bersikap tidak kooperatif tatapi bersifat asertif bekerja dengan cara menentang keinginan pihak lain, berjuang untuk mendominasi dalam situasi menang atau kalah
-          Akomodasi : bersikap kooperatif tetapi tidak asertif, memberikan keinginan pihak lain menonjol
-          Kompromis : bersikap cukup kooperatif dan juga asertif dalam intensitas yang cukup berkepentingan
-          Kolaborasi : bersikap kooperatif maupun asertif, berusaha mencapai kepuasan bagi pihak yang berkepentingan.
1.    Hasil dari manajemen konflik
a.    Konflik kalah-kalah : terjadi apabila tak seorangpun diantara pihak yang terlibat mencapai tujuan yang sebenarnya
Terjadi dari manajemen : menghindari, akomodasi, dan kompromis
b.    Konflik menang-kalah : salah satu pihak mencapai yang diinginkannya dengan mengorbankan pihak lain
Terjadi dari manajemen : persaingan
c.    Konflik menang-menang : dilaksanakn dengan jalan menguntungkan bagi kedua belah pihak
                 Terjadi dari manajemen : kolaborasi



B. Bentuk Mobilitas Sosial
1.Mobilitas Vertikal
            Mobilitas vertical adalah pepindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok warga pada lapisan sosial yang berbeda.
Mobilitas Vertikal naik memiliki dua bentuk ,yaitu sebagai berikut:
a)      Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana status itu telah tersedia. Misalnya:seorang camat diangkat menjadi bupati.
b)      Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah ada.
Mobilitas Vertikal turun juga mempunyai dua bentuk sebagai berikut.
a)      Turunnya kedudukan seseorang kedudukan lebih rendah ,Misalnya, seseorang prajurit yang dipecat karena melakukan desersi.
b)      Tidak dihargai lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial atas,misalnya , seorang yang menjabat direktur bank,karena bank yang dipimpinya bermasalah maka ia diturunkan menjadi staf direksi.
Beberapa prinsip umum dalam mobilitas sosial vertical adalah sebagai berikut.
a)      Tidak ada suatu pun masyarakat yang mutlak tertutup terhadap mobilitas sosial yang vertical.
b)      Seterbuka apapun suatu masyarakat terhadap mobilitas sosial .
c)      Setiap masyarakat pasti memiliki tipe mobilitas sosial vertical sendiri.
d)      Laju mobilitas sosial disebabkan oleh faktor ekonomi,politik,dan pekerjaan yang berbeda-beda.
e)      Mobilitas sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi,politik,dan pekerjaan, tidak menunjukkan adanya kecenderungan yang kontinu tentang bertambah .
2 .Mobilitas Horizontal
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan.
Ciri utama mobilitas horizontal adalah lapisan sosial yang ditempati tidak mengalami perubahan..
3 .Mobilitas Antargenerasi
Mobilitas Antargenerasi adalah perpindahan antara dua generasi atau lebih, Mobilitas Antargenerasi dapat dibedakan menjadi dua ,yaitu sebagai berikut.
a)      Mobilitas Intergenerasi
adalah perpindahan status sosial yang terjadi di antara beberapa generasi.
b)      Mobilitas Intragenerasi
Adalah perpindahan status sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama.
C . Faktor Pendorong Mobilitas Sosial
1. Faktor Struktural
Faktor Struktural adalah jumlah relative dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor structural adalah sebagai berikut.
a)      Struktur Pekerjaan
b)      Perbedaan Fertilitas
c)      Ekonomi Ganda
d)      Penunjang dan Penghambat Mobilitas
2 .Faktor Individu
Faktor individu adalah kualitas orang perorang baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan ,penampilan ,maupun keterampilan pribadi.Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor individu adalah sebagai berikut.
a)      Perbedaan Kemampuan
b)      Orientasi Sikap terhadap Mobilitas
c)      Faktor Kemujuran
3 .Setiap Status Sosial
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimilik oleh orang tuanya.
4 .Faktor Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadiny mobilitas manusia.
5 .Faktor Situasi Politik
6 .Faktor Kependudukan {demografi}
7 .Faktor Keinginan Melihat Daerah Lain
D.Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

1.      Faktor Kemiskinan
2.      Faktor Diskriminasi Kelas
3.      Faktor Perbedaan Ras dan Agama
4.      Faktor Perbedaan Jenis Kelamin {Gender}
5.      Faktor Pengaruh Sosialisasi yang Sangat Kuat
E. Saluran-Saluran Mobilitas Sosial
Menurut Pitirim A.Sorokin,mobilitas sosial dapat dilakukan melalui beberapa saluran berikut.
1.      Angkatan Senjata
2.      Lembaga Pendidikan
3.      Organisasi Politik
4.      Lembaga Keagamaan
5.      Organisasi Ekonomi
6.      Organisasi Profesi
7.      Perkawinan
8.      Organisasi Keolahragaan
Secara umum ,cara yang digunakan untuk memperoleh status sosial dapat melalui
dua cara berikut.
1)      Akripsi
Adalah cara untuk memperoleh kedudukan melalui keturunan
2)      Prestasi
Adalah cara untuk memperoleh kedudukan pada lapisan tertentu dengan usaha sendiri.
Secara khusus,cara-cara yang digunakan untuk menaikan status sosial adalah sebagai berikut.
1)      Perubahan Standar Hidup
2)      Perubahan Nama
3)      Perubahan Tempat Tinggal
4)      Perkawinan
5)      Perubahan Tingkah Laku
6)      Bergabung dengan Organisasi Tertentu
F . Proses Terjadinya Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial,baik itu yang bentuknya vertical,maupun horizontal dapat
terjadi di setiap masyarakat.
G .Dampak Mobilitas Sosial
Menurut Horton dan Hunt (1987),ada beberapa konsekuensi negative dari adanya mobilitas sosial vertical , antara lain sbg berikut.
1)      Kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun.
2)      Ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang meningkat
3)      Keretakan hubungan antaranggota kelompok primer.
Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat,baik yang bersifat positif
maupun negatif antara lain sbg berikut.
1.Dampak Positif
a)      Mendorong seseorang untuk lebih maju
b)      Mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat kea rah yang lebih baik.
2 .Dampak Negatif
a)      Timbulnya konflik
Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan
menjadi 3 bagian,yaitu sebagai berikut.
1)      Konflik antarkelas
2)      Konflik antarkelompok sosial
Konflik ini dapat berupa:
a)      Konflik antara kelompok sosial yang masih tradisional dengan kelompok sosial yang modern.
b)      Proses suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial lain yang memiliki wewenang.
3)      Konflik antargeneraso
b)   Berkurangnya Solidaritas Kelompok
Dampak lain mobilitas sosial dari faktor psikologis antara lain sebagai berikut.
1.      Menimbulkan ketakutan
2.      Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya(post power syndrome)
3.      Mengalami frustasi.

MENGANALISIS KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL

PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL
1. Menurut Sorjono Soekanto
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan yang hidup bersama karena adanya hubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.

2. Menurut Hendro Puspito
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.

3. Menurut Paul B. Horton & Chaster L. Hunt
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.

Dasar Pembentukan Kelompok Sosial

1. Faktor kepentingan yang sama (Common Interest)
2. Faktor darah / keturunan yang sama (common in cestry)
3. Faktor geografis
4. Factor daerah asal yang sama

Ciri-ciri Kelompok Sosial

1. Merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang lain.
2. Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu.
3. Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya.
4. Memiliki kepentingan bersama
5. Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.


Klasifikasi Kelompok Sosial

1. Klasisikasi menurut cara terbentuknya

a.
Kelompok semu, terbentuk secara spontan

Ciri-ciri kelompok semu :
1). Tidak direncanakan
2). Tidak terorganisir
3). Tidak ada interaksi secara terus menerus
4). Tidak ada kesadaran berkelompok
5). Kehadirannya tidak konstan

Kelompok semu dibagi menjadi :
- Crowd (kerukunan)
- Publik
- Massa

* Crowd, dibagi menjadi :

1). Formal audiency / pendengar formal
2). Planned expressive group
Kerumunan yang tidak begitu mementingkan pusat perhatian tetapi mempunyai persamaan tujuan
3). Inconvenient Causal Crowds
Kerukunan yang sifatnya terlalu sementara tetapi ingin menggunakan fasilitas-fasilitas yang sama.
4). Panic Causal Crowds
Kerukunan orang-orang panic akan menyelamatkan diri dari bahaya.
5). Spectator Causal Crowds
Kerukunan penonton atau orang-orang ingin melihat peristiwa tertentu.
6). Ecting Low less Crowds
Kerukunan emosional, ex : orang demo
7). Immoral low less crowds
orang-orang tak bermoral

* Publik, sebagai kelompok semu mempunyai ciri-ciri hampir sama denganmassa, perbedaannya publik kemungkinan terbentuknya tidak pada suatu tempat yang sama. Terbentuknya publik karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi, seperti : radio, tv dan pengeras suara.
* Massa, merupakan kelompok semu yang memiliki ciri-ciri hamper sama dengan kerumunan, tetapi kemungkinan terbentuknya disengaja dan direncanakan.
Ex : mendatangi gedung DPR dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan.

b.
Kelompok Nyata, mempunyai beberapa ciri khusus sekalipun mempunyai berbagai macam bentuk, kelompok nyata mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu kehadirannya selalu konstan.

Ciri-ciri Kelompok Nyata :

1). Kelompok Statistical Group
Kelompok statistic biasanya terbentuk karena dijadikan sasaran penelitian oleh ahli-ahli ststistik untuk kepentingan penelitian.

Ciri-ciri kelompok statistik :

a. Tidak direncanakan, tetapi bukan berarti sangat mendadak melainkan sudah terbentuk dengan sendirinya.
b. Tidak terorganisir
c. Tidak ada interaksi terus menerus
d. Tidak ada kesadaran berkelompok
e. Kehadirannya konstan

2). Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan
Kelompok societa memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, seperti jenis kelamin, warna kulit, kesatuan tempat tinggal, tetapi belum ada kontak dan komunikasi di antara anggota dan tidak terlihat dalam organisasi.

3). Kelompok sosial / social groups
Para pengamat sosial sering menyamakan antara kelompok sosial dengan masyarakat dalam arti khusus. Kelompok sosial terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama seperti tempat tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran yang sama. Kelompok sosial memiliki anggota-anggota yang berinteraksi dan berkomunikasi secara terus menerus. Contoh : ketetanggaan, teman sepermainan, teman seperjuangan, kenalan, dan sebagainya.

4). Kelompok asosiasi / associational group
Kelompok asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur formal (kepengurusan).
Ciri-ciri kelompok asosiasi :

1. direncanakan
2. terorganisir
3. ada interaksi terus menerus
4. ada kesadaran kelompok
5. kehadirannya konstan

Klasifikasi Kelompok Nyata

1. Klasifikasi menurut erat longgarnya ikatan antar anggota

a. Gemeinschaft / paguyuban
Merupakan kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal.

Ferdinand Thonies membagi menajdi 3 bagian :

- Gemeinschaff by blood
Paguyuban karena adanya ikatan darah

- Gemeinschaft of place
Paguyuban karena tempat tinggal berdekatan.

- Gameinschaft of mind
Paguyuban karena jiwa dan pikiran yang sama.

b. Gesselschaft / patembangan
Merupakan ikatan lahir yang bersifat kokoh untuk waktu yang pendek, strukturnya bersifat mekanis dan sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka.





2. Klasifikasi Menurut Kualitas Hubungan Antar Anggota

a. Kelompok Primer (Primary Group)
Merupakan suatu kelompok yang hubungan antar anggotanya saling kenal mengenal dan bersifat informal.

b. Kelompok Sekunder (secondary Group)
Merupakan hubungan antar anggotanya bersifat formal, impersonal dan didasarkan pada asas manfaat.
Contoh : sekolah, PGRI

3. Klasifikasi Menurut Pencapaian Tujuan

a. Kelompok Formal

Merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan dan tugas dengan sengaja dibuat untuk mengatur hubungan antar anggotanya.
Contoh : Parpol, lembaga pendidikan

b. Kelompok Informal

Merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama.
4. Klasifikasi menurut pendapat K. Merthon

a. Membership Group
Merupakan kelompok sosial yang setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Contoh : Anggota OSIS

b. Reference Group
Merupakan kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya sesuai dengan kelompok acuan tersebut.
Contoh : Anggota ABRI

5. Klasifikasi menurut sudut pandang individu

a. In Group
Merupakan kelompok sosial tempat individu mengidentifikasikan diri.

b. Out Group
Merupakan kelompok sosial yang menjadi lawan dari in group V
LATAR BELAKANG MASYARAKAT MULTIKULTURAL
      1.   Keadaan geografis
Keadaan geografis Indonesia yang dikenal sebagai zamrud khatulistiwa ikut memberi kontribusi dalam terciptanya masyarakat multikultural. Letak Indonesia yang berada di antara dua benua dan dua samudra mengakibatkan banyak disinggahi berbagai suku bangsa dari seluruh dunia.
2.   Pengaruh budaya asing
Pengaruh dari luar wilayah Nusantara banyak memengaruhi keberagaman budaya dan agama. Di mana pengaruh tersebut di antaranya dibawa oleh para pedagang asing, penjajah, serta imigran lainnya.



3.   Kondisi iklim yang berbeda
Kondisi lingkungan pun memengaruhi keberagaman kehidupan masyarakat di Nusantara. Hal ini disebabkan perbedaan pola penghidupan, mata pencaharian, tatanan sosial, dan tipe kemasyarakatan.
4.   Integrasi suku bangsa yang berbeda
Secara politis, integrasi nasional paling tidak dipelopori 4 peristiwa penting, yaitu :
a.       Kejayaan Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya.
b.      Kekuasaan colonial Belanda yang menyadarkan semangat persatuan dan kesatuan agar terbebas dari penjajahan.
c.       Peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928.
d.      Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945.

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA DALAM MASYARAKAT


Setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan-perubahan. Berdasarkan sifatnya, perubahan yang terjadi bukan hanya menuju ke arah kemajuan, namun dapat juga menuju ke arah kemunduran. Perubahan sosial yang terjadi memang telah ada sejak zaman dahulu. Ada kalanya perubahan-perubahan yang terjadi berlangsung demikian cepatnya, sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya. Berikut ini beberapa ilmuwan yang mengungkapkan tentang batasan-batasan perubahan sosial. Gillin dan Gillin menyatakan bahwa perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan, dinamika dan komposisi penduduk, ideologi, ataupun karena adanya penemuan-penemuan baru di dalam masyarakat.
Samuel Koenig menjelaskan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab intern atau sebab-sebab ekstern. Selo Soemardjan menjelaskan bahwa perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi  istem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan unsur-unsur atau struktur sosial dan perilaku manusia dalam masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan yang lain.

A. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial Budaya dan Penyebabnya

Perubahan sosial budaya dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk berikut ini.

1. Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat

Perubahan lambat disebut juga evolusi. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan kondisi-kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Contoh perubahan evolusi adalah perubahan pada struktur masyarakat. Suatu masyarakat pada masa tertentu bentuknya sangat sederhana, namun karena masyarakat mengalami perkembangan, maka bentuk yang sederhana tersebut akan berubah menjadi kompleks. Perubahan cepat disebut juga dengan revolusi, yaitu perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Seringkali perubahan revolusi diawali oleh munculnya konflik atau ketegangan dalam masyarakat, ketegangan-ketegangan tersebut sulit dihindari bahkan semakin berkembang dan tidak dapat dikendalikan. Terjadinya proses revolusi memerlukan persyaratan tertentu. Berikut ini beberapa persyaratan yang mendukung terciptanya revolusi.
a. Ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan.
b. Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu memimpin masyarakat tersebut.
c. Harus bisa memanfaatkan momentum untuk melaksanakan revolusi.
d. Harus ada tujuan gerakan yang jelas dan dapat ditunjukkan kepada rakyat.
e. Kemampuan pemimpin dalam menampung, merumuskan, serta menegaskan rasa tidak puas masyarakat dan keinginan-keinginan yang diharapkan untuk dijadikan program dan arah gerakan revolusi.

Contoh perubahan secara revolusi adalah gerakan Revolusi Islam Iran pada tahun 1978-1979 yang berhasil menjatuhkan pemerintahan Syah Mohammad Reza Pahlevi yang otoriter dan mengubah sistem pemerintahan monarki menjadi sistem Republik Islam dengan Ayatullah Khomeini sebagai pemimpinnya.

2. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar

Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan kecil adalah perubahan mode rambut atau perubahan mode pakaian. Sebaliknya, perubahan besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang membawa pengaruh langsung atau pengaruh berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan besar adalah dampak ledakan penduduk dan dampak industrialisasi bagi pola kehidupan masyarakat.

3. Perubahan yang Dikehendaki atau Direncanakan dan Perubahan yang Tidak Dikehendaki atau Tidak Direncanakan

Perubahan yang dikehendaki atau yang direncanakan merupakan perubahan yang telah diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak melakukan perubahan di masyarakat. Pihak-pihak tersebut dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat untuk memimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan yang bertujuan untuk mengubah suatu sistem sosial. Contoh perubahan yang dikehendaki adalah pelaksanaan pembangunan atau perubahan tatanan pemerintahan, misalnya perubahan tata pemerintahan Orde Baru menjadi tata pemerintahan Orde Reformasi. Perubahan yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan merupakan perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan.
Contoh perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan adalah munculnya berbagai peristiwa kerusuhan menjelang masa peralihan tatanan Orde Lama ke Orde Baru dan peralihan tatanan Orde Baru ke Orde Reformasi.

4. Sebab-Sebab Perubahan Sosial Budaya

Perubahan sosial dan kebudayaan di masyarakat dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.
a . Sebab-Sebab yang Berasal dari Dalam Masyarakat (Sebab Intern)
Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat (sebab intern)
1) Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
2) Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).
3) Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
4) Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar. Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam keluarga.

b . Sebab-Sebab yang Berasal dari Luar Masyarakat (Sebab Ekstern)
Perubahan sosial dan kebudayaan juga dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat (sebab ekstern). Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat.
1) Adanya pengaruh bencana alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga dapat memengaruhi perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya.
2) Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat me-nyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
3) Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.

B. Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya

1. Faktor-Faktor Pendorong Perubahan

a. Adanya Kontak dengan Kebudayaan Lain
Kontak dengan kebudayaan lain dapat menyebabkan manusia saling berinteraksi dan mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Penemuan-penemuan baru tersebut dapat berasal dari kebudayaan asing atau merupakan perpaduan antara budaya asing dengan budaya sendiri. Proses tersebut dapat mendorong pertumbuhan suatu kebudayaan dan memperkaya kebudayaan yang ada.
b . Sistem Pendidikan Formal yang Maju
Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama membuka pikiran dan mem-biasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini akan memberikan kemampuan manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya dapat memenuhi perkembangan zaman atau tidak.

c . Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain
Penghargaan terhadap hasil karya seseorang akan mendorong seseorang untuk berkarya lebih baik lagi, sehingga masyarakat akan semakin terpacu untuk menghasilkan karya-karya lain.

d . Toleransi terhadap Perbuatan yang Menyimpang
Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan tindak pidana, dapat merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosial budaya.Untuk itu, toleransi dapat diberikan agarsemakin tercipta hal-hal baru yang kreatif.

e . Sistem Terbuka Masyarakat ( Open Stratification )
Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal atau horizontal yang lebih luas kepada anggota masyarakat. Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan status sosial dalam menjalin hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada para individu untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya.

f . Heterogenitas Penduduk
Di dalam masyarakat heterogen yang mempunyai latar belakang budaya, ras, dan ideologi yang berbeda akan mudah terjadi pertentangan yang dapat menimbulkan kegoncangan sosial. Keadaan demikian merupakan pendorong terjadinya perubahan-perubahan baru dalam masyarakat dalam upayanya untuk mencapai keselarasan sosial.
g . Orientasi ke Masa Depan
Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman.

h. Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang-Bidang Tertentu
Ketidakpuasan yang berlangsung lama di kehidupan masyarakat dapat menimbulkan reaksi berupa perlawanan, pertentangan, dan gerakan revolusi untuk mengubahnya.

i . Nilai Bahwa Manusia Harus Senantiasa Berikhtiar untuk Memperbaiki Hidupnya
Ikhtiar harus selalu dilakukan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas.

2. Faktor-Faktor Penghambat Perubahan

a. Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain
Kehidupan terasing menyebabkan suatu masyarakat tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang telah terjadi. Hal ini menyebabkan pola-pola pemikiran dan kehidupan masyarakat menjadi statis.

b . Terlambatnya Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Kondisi ini dapat dikarenakan kehidupan masyarakat yang terasing dan tertutup, contohnya masyarakat pedalaman. Tapi mungkin juga karena masyarakat itu lama berada di bawah pengaruh masyarakat lain (terjajah).

c . Sikap Masyarakat yang Masih Sangat Tradisional
Sikap yang mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau dapat membuat terlena dan sulit menerima kemajuan dan perubahan zaman. Lebih parah lagi jika masyarakat yang bersangkutan didominasi oleh golongan konservatif (kolot).
d . Rasa Takut Terjadinya Kegoyahan pada Integritas Kebudayaan
Integrasi kebudayaan seringkali berjalan tidak sempurna, kondisi seperti ini dikhawatirkan akan menggoyahkan pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada. Beberapa golongan masyarakat berupaya menghindari risiko ini dan tetap mempertahankan diri pada pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada.

e . Adanya Kepentingan-Kepentingan yang Telah Tertanam dengan Kuat ( Vested Interest Interest)
Organisasi sosial yang mengenal sistem lapisan strata akan menghambat terjadinya perubahan. Golongan masyarakat yang mempunyai kedudukan lebih tinggi tentunya akan mempertahankan statusnya tersebut. Kondisi inilah yang menyebabkan terhambatnya proses perubahan.

f . Adanya Sikap Tertutup dan Prasangka Terhadap Hal Baru (Asing)
Sikap yang demikian banyak dijumpai dalam masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa lain, misalnya oleh bangsa Barat. Mereka mencurigai semua hal yang berasal dari Barat karena belum bisa melupakan pengalaman pahit selama masa penjajahan, sehingga mereka cenderung menutup diri dari pengaruh-pengaruh asing.
g . Hambatan-Hambatan yang Bersifat Ideologis
Setiap usaha perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah, biasanya diartikan sebagai usaha yang berlawanan dengan ideologi
masyarakat yang sudah menjadi dasar integrasi masyarakat tersebut.

h. Adat atau Kebiasaan yang Telah Mengakar
Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anggota masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Adakalanya adat dan kebiasaan begitu kuatnya sehingga sulit untuk diubah. Hal ini merupakan bentuk halangan terhadap perkembangan dan perubahan kebudayaan. Misalnya, memotong padi dengan mesin dapat mempercepat proses pemanenan, namun karena adat dan kebiasaan masyarakat masih banyak yang menggunakan sabit atau ani-ani, maka mesin pemotong padi tidak akan digunakan.
i . Nilai Bahwa Hidup ini pada Hakikatnya
Buruk dan Tidak Mungkin Diperbaiki Pandangan tersebut adalah pandangan pesimistis. Masyarakat cenderung menerima kehidupan apa adanya dengan dalih suatu kehidupan telah diatur oleh Yang Mahakuasa. Pola pikir semacam ini tentu saja tidak akan memacu pekembangan kehidupan manusia.

C. Perilaku Masyarakat sebagai Akibat Adanya Perubahan Sosial Budaya

Perubahan sosial budaya akan mengubah adat, kebiasaan, cara pandang, bahkan ideologi suatu masyarakat. Telah dijelaskan di depan bahwa perubahan sosial budaya dapat mengarah pada hal-hal positif (kemajuan) dan hal-hal negatif (kemunduran). Hal ini tentu saja memengaruhi pola dan perilaku masyarakatnya. Berikut ini hal-hal positif atau bentuk kemajuan akibat adanya perubahan sosial budaya.
1. Memunculkan ide-ide budaya baru yang sesuai dengan perkembangan zaman.
2. Membentuk pola pikir masyarakat yang lebih ilmiah dan rasional.
3. Terciptanya penemuan-penemuan baru yang dapat membantu aktivitas manusia.
4. Munculnya tatanan kehidupan masyarakat baru yang lebih modern dan ideal.

Berikut ini hal-hal negatif atau bentuk ke-munduran akibat adanya perubahan sosial budaya.
1. Tergesernya bentuk-bentuk budaya nasional oleh budaya asing yang terkadang tidak sesuai dengan kaidah budaya-budaya nasional.
2. Adanya beberapa kelompok masyarakat yang mengalami ketertinggalan kemajuan budaya dan kemajuan zaman, baik dari sisi pola pikir ataupun dari sisi pola kehidupannya (cultural lag atau kesenjangan budaya).
3. Munculnya bentuk-bentuk penyimpangan sosial baru yang makin kompleks.
4. Lunturnya kaidah-kaidah atau norma budaya lama, misalnya lunturnya kesadaran bergotong-royong di dalam kehidupan masyarakat kota.

D. Sikap Kritis terhadap Pengaruh Perubahan Sosial dan Budaya


Apapun bentuk perubahan sosial budaya akan menghasilkan suatu bentuk, pola, dan kondisi kehidupan masyarakat yang baru. Kalian sebagai pelajar tentu harus bisa menentukan sikap terhadap dampak perubahan sosial budaya yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.  Sikap apriori yang berlebihan tentu saja tidak perlu kalian kedepankan, mengingat sikap tersebut merupakan salah satu penyebab terhambatnya proses perubahan sosial budaya yang berujung pada terhambatnya proses perkembangan masyarakat dan modernisasi. Demikian juga dengan sikap menerima setiap perubahan tanpa terkecuali. Sikap tersebut cenderung akan membuat kita meniru (imitasi) terhadap setiap perubahan sosial budaya yang terjadi, meskipun perubahan tersebut mengarah pada perubahan yang bersifat negatif. Kalian diharapkan mampu memiliki dan mengembangkan sikap kritis terhadap proses perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat. Perubahan sosial budaya yang bersifat positif dapat kita terima untuk memperkaya khazanah kebudayaan bangsa kita, sebaliknya perubahan sosial budaya yang bersifat negatif harus kita saring dan kita cegah perkembangannya dalam kehidupan masyarakat kita. Dalam pelaksanaannya, kalian harus mampu mengikuti perkembangan zaman dengan memperluas pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang. Namun di sisi lain, nilai-nilai dan norma kehidupan bangsa yang luhur harus dapat terus kalian jaga dan lestarikan.
Adapu n dampak – dampak dari perubahan sosial, yakni :
Dampak Perubahan Sosial

1. Integrasi sosial
Dalam perubahan sosial di masyarakat, perlu diikuti adanya penyesuaian baik unsur masyarakat maupun unsur baru. Hal demikian sering disebut sebagai integrasi sosial. Unsur yang saling berbeda dapat saling menyesuaikan diri. Indonesia yang terdiri dari beranekaragam suku bangsa dan budayanya, diharapkan semua unsur/ komponen bangsa dapat menyesuaikan diri. Oleh karena itu akan terciptakan integrasi sosial atau integrasi nasional Indonesia.

2. Disintegrasi sosial
Disintegrasi sering diartikan sebagai proses terpecahnya suatu kesatuan menjadi bagian-bagian kecil yang trpisah satu sama lain. Sedangkan disintegrasi sosial adalah proses terpecahnya suatu kelompok sosial menjadi beberapa unit sosial yang terpisah satu sama lain. Proses ini terjadi akibat hilangnya ikatan kolektif yang mempersatukan anggota kelompok satu sama lain.
Perubahan sosial sering ditandai dengan perubahan unsur kebudayaan, tanpa diimbangi perubahan unsur kebudayaan yang lain yang saling terkait. Biasanya unsur yang cepat berubah adalah kebudayaan kebendaan bila dibandingkan dengan kebudayaan rokhani. Dalam hal ini dapat dikemukakan beberapa bentuk :

1. Anomie
Anomie adalah keadaan kritis dalam masyarakat akibat perubahan sosial dimana norma/ nilai lama memudar, namun norma/ nilai baru yang akan menggantikan belum terbentuk. Dengan demikian dalam kehidupan masyarakat sekolah-olah tidak ada norma atau nilai

2. Cultural lag
Menurut William F. Ogburn dikemukakan sebagai perbedaan taraf kemajuan antara berbagai bagian dalam kebudayaan, atau ketertinggalan antara unsur kebudayaan material dengan non material. Penyebab timbulnya cultural lag adalah :
    a. Kurangnya intetiviteit (penemuan baru) dalam sektor yang harus menyesuaikan dengan perkembangan sosial.
    b. Adanya hambatan terhadap perkembangan pada umumnya.
    c. heterogenitas/ keberagaman sikap masyarakat yaitu kesiapan dalam menerima perubahan.
    d. kurangnya kontak dengan budaya material masyarakat lain.

3. Mestizo culture
Mestizo culture atau kebudayaan campuran merupakan proses percampuran unsur kebudayaan yang satu dengan unsur kebudayaan lain yang memiliki warna dan sifat yang berbeda. Hal ini bercirikan sifat formalimse, yaitu hanya dapat meniru bentuknya, tetapi tidak mengerti akan arti sesungguhnya. Keadaan ini ditandai dengan meningkatnya pola konsumsi masyarakat serta terjadinya demonstrasi efek (pamer kekayaan) yang makin besar dengan adanya iklan. Kondisi demikian dapat menimbulkan disintegrasi sosial.
Dalam kehidupan masyarakat perubahan sosial kadang-kadang dapat menimbulkan ketidakseimbangan (disequilibrium). Ketidakseimbangan tersebut dapat disebabkan adanya kesenjangan budaya dalam masyarakat (disintegrasi sosial). Adapun gejala yang menyebabkan terjadinya disintegrasi sosial adalah sebagai berikut :
    a. Tidak ada persepsi atau persamaan pandangan di antara anggota masyarakat mengenai norma yang semula dijadikan pegangan oleh anggota masyarakat.

    b. Norma-norma masyarakat tidak berfungsi dengan baik sebagai alat untuk mencapai tujuan masyarakat.
   
    c. Timbul pertentangan norma-norma dalam masyarakat, sehingga menimbulkan kebingungan bagi anggota masyarakat itu sendiri.
    d. Tidak ada tindakan sanksi yang tepat bagi pelanggar norma.
    e. Tindakan dalam masyarakat sudah tidak sesuai lagi dengan norma masyarakat.
    f. Interaksi sosial yang terjadi ditandai dengan proses yang bersifat disosiatif.

Adapun bentuk disintegrasi sebagai akibat terjadinya perubahan sosial yang dapat dijumpai di Indonesia cukup kompleks.

1. Pergolakan di daerah
Pergolakan daerah adalah peristiwa disintegrasi yang mempermasalahkan isu lokal/ daerah. Pergolakan dapat berupa tuntutan sekelompok massa kepada kelompok lain termasuk the rulling class (penguasa). Dari bentuk disintegrasi ini kita dapat mengambil pelajaran untuk lebih berhati-hati dalam melangkah terutama menyangkut hal mendasar dan melibatkan masyarakat luas. Hal ini dapat dicontohkan gerakan RMS (1950), DI/TII (1949 – 1962), PRRI/Permesta (1957-1958), pergolakan di Aceh, pergolakan di Papua, dan sebagainya.

Timbulnya pergolakan daerah dapat dilatarbelakangi hal berikut :
a. Sentimen kedaerahan dan primordialisme lebih berkembang dibanding sentimen nasionalisme.
b. Sentralisasi kehidupan ekonomi dan politik yang mengakibatkan perbedaan pertumbuhan yang tajam antara pusat dan daerah

Adapun faktor yang dapat memunculkan pergolakan di daerah atau konflik antar kelompok antara lain :
a. Program pembangunan yang dilaksanakan tidak memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat setempat.
b. Kurang berfungsinya lembaga masyarakat.
c. Ketidakstabilan situasi politik dan keamanan nasional.
d. Sarana-sarana komunikasi dan interaksi sosial antar daerah di berbagai bidang tidak berjalan dengan baik.
e. Terjadinya kesenjangan sosial ekonomi di masyarakat.
f. Masing-masing kelompok atau daerah memiliki kesetiaan primordial yang berlebihan.

Pergolakan yang kemungkinan berlangsung dalam masyarakat dapat diminimalisir dengan cara :
a. Menyusun perencanaan pembangunan yang mengarah pada peningkatan kualitas hidup masyarakat dan meminimalkan konflik.
b. Memfungsikan secara optimal lembaga sosial kemasyarakatan sebagai kontrol sosial.
c. mengefektifkan sarana komunikasi, interaksi atau kerjasama antar kelompok dengan baik.
d. Berbagai pihak yang ada dalam masyarakat diajak bersama dalam kelangsungan proses pembangunan.
e. Proses pembauran bangsa atau antar suku bangsa harus tetap dijalankan.
f. Mempertegas tata nilai hukum dalam kehidupan bangsa.
g. Membudayakan nilai Pancasila dan UUD 1945.

2. Aksi protes dan demonstrasi
Aksi protes dapat diartikan gerakan yang dilakukan secara perorangan atau bersama untuk menyampaikan pernyataan tidak setuju yang oleh sebagian besar orang biasanya dilancarkan melalui kecaman pedas. Demonstrasi adalah tindakan sekelompok orang secara bersama-sama untuk menunjukkan rasa ketidakpuasan yang pada umumnya menyangkut bidang ekonomi, sosial dan politik.


LEMBAGA SOSIAL

Pengertian Lembaga Sosial

Pengertian istilah lembaga sosial dalam bahasa Inggris adalah social institution, namun social institution juga diterjemahkan sebagai pranata sosial. Hal ini dikarenakan social institution merujuk pada perlakuan mengatur perilaku para anggota masyarakat. Ada pendapat lain mengemukakan bahwa pranata sosial merupakan sistem tata kelakukan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan menurut Koentjaraningrat Lembaga sosial merupakan satuan norma khusus yang menata serangkaian tindakan yang berpola untuk keperluan khusus manusia dalam kehidupan bermasyarakat
Istilah lain yang digunakan adalah bangunan sosial yang diambil dari bahasa Jerman sozialegebilde dimana menggambarkan dan susunan institusi tersebut.
Ciri – cirri atau karakteristik lembaga sosial
Meskipun lembaga sosial merupakan suatu konsep yang abstrak, ia memiliki sejumlah ciri dan karakter yang dapat dikenali.
Menurut J.P Gillin di dalam karyanya yang berjudul "Ciri-ciri Umum Lembaga Sosial" (General Features of Social Institution) menguraikan sebagai berikut :
  1. Lembaga sosial adalah organisasi pola-pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas masyarakat dan hasil-hasilnya. Ia terdiri atas kebiasaan-kebiasaan, tata kelakukan, dan unsur-unsur kebudayaan lain yang tergabung dalam suatu unit yang fungsional.
  2. Lembaga sosial juga dicirikan oleh suatu tingkat kekekalan tertentu. Oleh karena lembaga sosial merupakan himpunan norma-norma yang berkisar pada kebutuhan pokok, maka sudah sewajarnya apabila terus dipelihara dan dibakukan.
  3. Lembaga sosial memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu. Lembaga pendidikan sudah pasti memiliki beberapa tujuan, demikian juga lembaga perkawinan, perbankan, agama, dan lain- lain.
  4. Terdapat alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga sosial. Misalnya, rumah untuk lembaga keluarga serta masjid, gereja, pura, dan wihara untuk lembaga agama.
  5. Lembaga sosial biasanya juga ditandai oleh lambang-lambang atau simbol-simbol tertentu. Lambang-lambang tersebut secara simbolis menggambar tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan. Misalnya, cincin kawin untuk lembaga perkawinan, bendera dan lagu kebangsaan untuk negara, serta seragam sekolah dan badge (lencana) untuk sekolah.
  6. Lembaga sosial memiliki tradisi tertulis dan tidak tertulis yang merumuskan tujuan, tata tertib, dan lain-lain. Sebagai contoh, izin kawin dan hukum perkawinan untuk lembaga perkawinan.
Sedangkan seorang ahli sosial yang bernama John Conen ikut pula mengemukakan karakteristik dari lembaga sosial. Menurutnya terdapat sembilan ciri khas (karakteristik) lembaga sosial sebagai berikut.
  1. Setiap lembaga sosial bertujuan memenuhi kebutuhan khusus masyarakat.
  2. Setiap lembaga sosial mempunyai nilai pokok yang bersumber dari anggotanya.
  3. Dalam lembaga sosial ada pola-pola perilaku permanen menjadi bagian tradisi kebudayaan yang ada dan ini disadari anggotanya.
  4. Ada saling ketergantungan antarlembaga sosial di masyarakat, perubahan lembaga sosial satu berakibat pada perubahan lembaga sosial yang lain.
  5. Meskipun antarlembaga sosial saling bergantung, masing-masing lembaga sosial disusun dan di- organisasi secara sempurna di sekitar rangkaian pola, norma, nilai, dan perilaku yang diharapkan.
  6. Ide-ide lembaga sosial pada umumnya diterima oleh mayoritas anggota masyarakat, terlepas dari turut tidaknya mereka berpartisipasi.
  7. Suatu lembaga sosial mempunyai bentuk tata krama perilaku.
  8. Setiap lembaga sosial mempunyai simbol-simbol kebudayaan tertentu.
  9. Suatu lembaga sosial mempunyai ideologi sebagai dasar atau orientasi kelompoknya.

Fungsi Lembaga Sosial

  1. Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bersikap atau bertingkah laku dalam menghadapi masalah-masalah yang muncul atau berkembang di lingkungan masyarakat, termasuk yang menyangkut hubungan pemenuhan kebutuhan.
  2. Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan
  3. Memberikan pengarahan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial, yaitu sistem pengawasan masyarakat terhadap anggota-anggotanya.
  • Menurut Horton dan Hunt, fungsi lembaga sosial adalah:
  1. Fungsi Manifes atau fungsi nyata yaitu fungsi lembaga yang disadari dan di akui oleh seluruh masyarakat
Fungsi Laten atau fungsi terselubung yaitu fungsi lembaga sosial yang tidak di sadari atau bahkan tidak di kehendaki atau jika di ikuti dianggap segagai hasil sampingan dan biasanyatidak dapat diramalkan.

0 comment:

Post a Comment