4.19.2014

teknologi dan budaya




Kebudayaan, sebuah kata yang identik dengan tradisi, ciri khas, hal yang kuno atau lama, dan sebagainya. Kebudayaan bisa  menghasilkan sebuah output dari pemikiran masyarakatnya. Sedangkan teknologi, sebuah kata yang identik dengan sesuatu yang modern, canggih, baru, dan sebagainya. Teknologi pun hadir akibat adanya sebuah kebudayaan, dan kini teknologi sudah menjadi sebuah kebudayaan baru untuk masyarakat modern.  Ada kajian yang menyajikan kaitan teknologi dan budaya. Secara historis, memahami peran teknologi dalam budaya tampaknya sangat penting seperti sebagai mana berikut ini: (1) Teknologi media baru memainkan peran sentral dalam perubahan konfigurasi politik, ekonomi secara global. Artinya, teknologi kini berperan penting dalam perubahan sebuah kebijakan ekonomi dan politik. Teknologi memiliki efek untuk kedua hal tersebut. (2) teknologi media baru memberikan kontribusi untuk mendefinisikan sebuah organisasi pengetahuan baru dan era informasi. Seperti yang kita ketahui bahwa teknologi kini memudahkan setiap orang untuk mengakses informasi, memperoleh pengetahuan baru,  dan dapat mempermudah pekerjaan seseorang di dalam sebuah institusi maupun untuk dirinya sendiri.(3) teknologi media baru dapat memainkan peran mencolok dalam budaya populer. Seperti yang tadi dijelaskan bahwa teknologi bisa membentuk sebuah kebudayaan, bisa mengkonstruksi kebudayaan. Contohnya, dengan adanya teknologi canggih seperti internet pada smartphone, kini masyarakat memiliki kebudayaan baru yaitu kebudayaan “menunduk” yang mana hampir setiap orang yang memiliki akses internet di smartphone nya cenderung sibuk masing-masing dengan menunduk, menatap layar kaca, dan hidup di dunia maya sehingga melupakan nilai-nilai akan budaya aslinya yang mana mereka adalah makhluk sosial sebenarnya yang harus bersosialisasi di dunia nyata. Kebudayaan baru ini tentu tidak berakibat begitu baik. Artinya teknologi mampu memainkan peran yang sangat mencolok dalam sebuah budaya, dan teknologi pun bisa merubah sebuah budaya bahkan membentuk sebuah budaya baru.
Secara teoritis, kajian budaya bekerja dengan dan melawan serangkaian rmasalah yang memiliki bentuk pemahaman, dan perdebatan, hubungan antara teknologi dan budaya. Yang bermasalah yang paling mendominasi pada budaya dan teknologi adalah sebagai berikut:
Pertanyaan kausalitas: Apakah teknologi mendorong perubahan budaya (determinisme teknologi)? Atau teknologi adalah sebuah alat netral, yang dampaknya ditentukan semata-mata oleh penggunaannya (senjata tidak membunuh orang, orang membunuh orang)? Di jantung masalah ini bukan hanya arah kausalitas (budaya versus teknologi), tetapi sifat bahwa kausalitas (determinisme absolut, relatif determinisme, kausalitas ekspresif, dll). Apakah benar adanya? Jika kita lihat dari kehidupan sehari-hari, memang bisa dikatakan bahwa hadirnya teknologi memang merupakan salah satu faktor perubahan budaya, yang mana telah dijelaskan sebelumnya bahwa kehadiran teknologi media baru misalnya, dapat merubah kebudayaan manusia yang seharusnya bersosialisasi di dunia nyata, di dunia penuh jarak menjadi bersosialisasi dengan layar kaca, di dunia tanpa jarak. Teknologi media baru bisa mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Di sisi lain, walaupun teknologi bisa merubah kebudayaan, tetapi itu semua tidak akan terjadi apabila para pengguna teknologi tidak menggunakannya secara berlebihan dan tidak menyalah artikan mengapa teknologi hadir.
Pertanyaan ketergantungan teknologi: kita telah menjadi begitu tergantung pada alat-alat kita bahwa kita telah menciptakan s de facto determinisme teknologi? Sudahkah kita menjadi budak mesin kita sendiri?. Apakah benar kita telah terpedaya dengan teknologi itu sendiri ? Apakah kita benar-benar sudah dijajah teknologi? Apakah kita benar-benar sudah kecanduan teknologi? Apakah kita tidak bisa hidup tanpa teknologi? Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin adalah pertanyaan yang ditunjukkan untuk hati dan pikiran kita masing-masing dan sebagai acuan intropeksi diri kita masing masing.
Dalam hal ini, kita tidak hanya mendiskusikan teknologi media baru dan budaya akan tetapi juga diskusi mengenai studi budaya secara teoritis. Pembaca mungkin menyadari bahwa dari waktu ke waktu kita menggunakan tokoh-tokoh (seperti Bruno Latour dan Langdon Winner) dari studi sosial teknologi (SST) atau sains, teknologi, dan masyarakat umumnya mendekati kontribusi-kontribusi lain dalam pengumpulan ini. Kesamaan dari studi-studi ini mengarah pada artikulasi-artikulasi antara sosiologis dan budaya mengkomunikasikan pada studi teknologi. Bagaimanapun, dalam mengutip mereka kita sering mengartikulasikan kembali teori-teori dan studi kasus mereka, menggambarkannya dalam konteks studi budaya. membedakan pendekatan studi budaya dengan teknologi yang berasal dari pendekatan SST atau STS memerlukan lebih dari sekedar observasi yang hanya berfokus pada budaya dan masyarakat. Pendekatan studi budaya dengan pendekatan teknologi yang berasal dari SST atau STS adalah sifat radikal kontekstual bahwa dasar dari studi budaya dan komitmen yang mendalam terhadap teoti sebagai bagian terpenting dari anlisis, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Secara keseluruhan pada dasarnya cultural studies membahas bagaimana dalam melihat sesuatu kita tidak boleh ansih atau semata – mata pada sesuatu itu sendiri karena sesuatu itu akan selalu berkaitan dengan sesuatu yang lain. Sedangkan ketika cultural studies dikaitkan dengan teknologi maka permasalahan besarnya ialah terletak pada bagaimana pengalaman masyarakat saat menggunakan teknologi (experience) sebagai praktek budayanya. Cultural studies tidak sepakat jika teknologi “harus dipisahkan” dari kebudayaan karena teknologi hadir di tengah – tengah budaya dan budayalah yang mendorong adanya teknologi. Selain itu, topik – topik menarik yang menyebabkan peneliti meneliti teknologi ialah pada faktor unsusr gender, identitas, space dan relasi kekuasaan atau politik.
Dari kesemua pemaparan pada intinya berfokus pada bagaimana teknologi digunakan tidak berarti menguatkan segala – galanya namun bukan pula tidak memiliki suatu kekuatan melainkan untuk menguatkan sesuatu yang telah menjadi kultur dalam suatu masyarakat. Alhasil cultural studies dengan kaitan kajiannya teknologi dapat diumpamakan seperti “ Di balik sesuaui pasti ada sesuatu ”.
 



Daftar Pustaka
Lievrouw, Leah A. & Sonia Livingstone. 2006, Handbook of New Media : Social Shaping and Social Consequences of ITCs, Sage Publication Ltd. London. Chapter 7 : Culture Studies and Communication Technology.


-budayakan menulis daftar pustaka atau sumber informasi agar menjadi pemberi informasi yang bertanggung jawab-

0 comment:

Post a Comment