Secara
teoritis, kajian budaya bekerja dengan dan melawan serangkaian rmasalah yang
memiliki bentuk pemahaman, dan perdebatan, hubungan antara teknologi dan
budaya. Yang bermasalah yang paling mendominasi pada budaya dan teknologi
adalah sebagai berikut:
Pertanyaan kausalitas: Apakah
teknologi mendorong perubahan budaya (determinisme teknologi)? Atau teknologi
adalah sebuah alat netral, yang dampaknya ditentukan semata-mata oleh
penggunaannya (senjata tidak membunuh orang, orang membunuh orang)? Di jantung
masalah ini bukan hanya arah kausalitas (budaya versus teknologi), tetapi sifat
bahwa kausalitas (determinisme absolut, relatif determinisme, kausalitas
ekspresif, dll). Apakah benar adanya? Jika kita lihat dari kehidupan
sehari-hari, memang bisa dikatakan bahwa hadirnya teknologi memang merupakan
salah satu faktor perubahan budaya, yang mana telah dijelaskan sebelumnya bahwa
kehadiran teknologi media baru misalnya, dapat merubah kebudayaan manusia yang
seharusnya bersosialisasi di dunia nyata, di dunia penuh jarak menjadi
bersosialisasi dengan layar kaca, di dunia tanpa jarak. Teknologi media baru
bisa mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Di sisi lain, walaupun
teknologi bisa merubah kebudayaan, tetapi itu semua tidak akan terjadi apabila
para pengguna teknologi tidak menggunakannya secara berlebihan dan tidak
menyalah artikan mengapa teknologi hadir.
Pertanyaan
ketergantungan teknologi: kita telah menjadi begitu tergantung pada alat-alat
kita bahwa kita telah menciptakan s de facto determinisme teknologi? Sudahkah
kita menjadi budak mesin kita sendiri?. Apakah benar kita
telah terpedaya dengan teknologi itu sendiri ? Apakah kita benar-benar sudah
dijajah teknologi? Apakah kita benar-benar sudah kecanduan teknologi? Apakah kita
tidak bisa hidup tanpa teknologi? Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin adalah
pertanyaan yang ditunjukkan untuk hati dan pikiran kita masing-masing dan
sebagai acuan intropeksi diri kita masing masing.
Dalam hal ini, kita tidak hanya
mendiskusikan teknologi media baru dan budaya akan tetapi juga diskusi mengenai
studi budaya secara teoritis. Pembaca mungkin menyadari bahwa dari waktu ke
waktu kita menggunakan tokoh-tokoh (seperti Bruno Latour dan Langdon Winner)
dari studi sosial teknologi (SST) atau sains, teknologi, dan masyarakat umumnya
mendekati kontribusi-kontribusi lain dalam pengumpulan ini. Kesamaan dari
studi-studi ini mengarah pada artikulasi-artikulasi antara sosiologis dan
budaya mengkomunikasikan pada studi teknologi. Bagaimanapun, dalam mengutip
mereka kita sering mengartikulasikan kembali teori-teori dan studi kasus
mereka, menggambarkannya dalam konteks studi budaya. membedakan pendekatan
studi budaya dengan teknologi yang berasal dari pendekatan SST atau STS
memerlukan lebih dari sekedar observasi yang hanya berfokus pada budaya dan
masyarakat. Pendekatan
studi budaya dengan pendekatan teknologi yang berasal dari SST atau STS adalah
sifat radikal kontekstual bahwa dasar dari studi budaya dan komitmen yang
mendalam terhadap teoti sebagai bagian terpenting dari anlisis, seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya.
Secara
keseluruhan pada dasarnya cultural
studies membahas bagaimana dalam melihat sesuatu kita tidak boleh ansih atau semata – mata pada sesuatu
itu sendiri karena sesuatu itu akan selalu berkaitan dengan sesuatu yang lain.
Sedangkan ketika cultural studies dikaitkan
dengan teknologi maka permasalahan besarnya ialah terletak pada bagaimana
pengalaman masyarakat saat menggunakan teknologi (experience) sebagai praktek budayanya. Cultural studies tidak sepakat jika teknologi “harus dipisahkan” dari kebudayaan karena teknologi hadir di tengah
– tengah budaya dan budayalah yang mendorong adanya teknologi. Selain itu,
topik – topik menarik yang menyebabkan peneliti meneliti teknologi ialah pada
faktor unsusr gender, identitas, space
dan relasi kekuasaan atau politik.
Dari
kesemua pemaparan pada intinya berfokus pada bagaimana teknologi digunakan
tidak berarti menguatkan segala – galanya namun bukan pula tidak memiliki suatu
kekuatan melainkan untuk menguatkan sesuatu yang telah menjadi kultur dalam
suatu masyarakat. Alhasil cultural
studies dengan kaitan kajiannya teknologi dapat diumpamakan seperti “ Di balik sesuaui pasti ada sesuatu ”.
Daftar Pustaka
Lievrouw,
Leah A. & Sonia Livingstone. 2006, Handbook of New Media : Social Shaping and Social Consequences of ITCs, Sage
Publication Ltd. London. Chapter 7 : Culture Studies and Communication Technology.
-budayakan menulis daftar pustaka atau sumber informasi agar menjadi pemberi informasi yang bertanggung jawab-
0 comment:
Post a Comment