3.22.2014

VIRTUAL ATAU ORGANIC ?



VIRTUAL ATAU ORGANIC ?
Pada kesempatan kali ini saya akan mencoba untuk berbagi ilmu pengetahuan yang telah saya dapatkan pada saat perkuliahan Teknologi Komunikasi. Kali ini saya akan sedikit membahas tentang Virtual Community dan Organic Community. Pertama saya akan  memberikan sedikit penjelasan apa itu Virtual Community. Virtual Community atau komunitas virtual adalah komunitas yang terbentuk akibat media yang semakin berkembang yang tadinya hanya sekedar surat kabar kemudian berkembang menjadi radio, televisi hingga timbulah teknologi yang semakin canggih berupa internet (new media). Menurut Howard Rheingold dalam buku Handbook  of  New Media  :  Social \Shaping  and  Social  Consquences  of  ITCs, Chapter  2  :  “Creating  Community with  Media :History,  Theories  and  Scientific Investigations yang ditulis oleh Nicholas W. Jankowski, Komunitas Virtual (Virtual Community) adalah orang-orang yang berkomunikasi melalui gadget nya hanya untuk sekedar bersenda gurau dan berdebat baik dalam  wacana intelektual, berjualan, bertukar ilmu, berbagi dukungan secara emosional, membuat rencana, mendapatkan ilham, bergosip, bertengkar, menemukan teman baru, dan kehilangan teman, bermain, saling menggoda, menciptakan kesenian yang agak bernilai tinggi dan  membuat percakapan yang tidak berisi. Pada intinya, Orang-orang dalam komunitas virtual melakukan semua hal yang dilakukan oleh orang-orang dalam dunia nyata, tetapi tidak melakukannya secara langsung karena adanya beberapa batasan, tetapi banyak hal yang bisa terjadi dalam keterbatasan tersebut. Biasanya orang – orang yang bergabung dalam komunitas virtual disebabkan karena adanya kepentingan, minat yang sama dan kepercayaan yang diberikan satu sama lain. Dengan bahasa mudahnya, komunitas virtual hanya terbentuk di dunia maya yang mana kita tidak dapat bertemu langsung dengan lawan bicara kita. ciri-ciri komunitas virtual antara lain:

  1.  pesan yang diberikan hanyalah pesan-pesan verbal karena tidak memungkinkan untuk menggunakan pesan non-verbal 
  2. tidak terikat waktu dan tempat 
  3. model komunikasinya asynchronous karena pengirim dan penerima pesan tidak berada pada waktu dan tempat yang sama  
  4. tidak terikat keanggotaan
  5.  heterogen
  6.  membutuhkan cyberspace (internet) karena komunitas virtual hidup di dunia maya

Banyak contoh nyata tentang komunitas virtual ini, seperti Sosial Media yang marak digunakan di seluruh dunia, Facebook, Twitter, Yahoo messenger, dan sebagainya. Karena dengan itu semua kita bisa berkomunikasi dengan siapa saja, dimana saja dan kapan saja tanpa terikat waktu dan tempat. Pelakunya pun banyak sekali. Bahkan mungkin kita pun adalah salah satu bagian komunitas virtual.  Baik dan buruknya komunitas Virtual itu tergantung pada kita sebagai penggunanya. Namun, menurut referensi yang telah saya baca,komunitas virtual memiliki sebuah dampak positif yang besar dan dampak negatif yang besar pula. Dampak positifnya adalah, komunitas virtual ini memudahkan mahasiswa atau pelajar dalam berdiskusi dan berinteraksi dengan sistem pembelajaran online (e-learning). Dengan demikian, kita bisa belajar dimana saja dan kapan saja tanpa harus terikat ruang dan waktu. Komunitas virtual ini juga bisa digunakan sebagai lahan bisnis (e-commerce) dengan contoh nyatanya adalah forum jual beli kaskus, toko bagus, berniaga, tokopedia dan lain sebagainya. Memudahkan masyarakat untuk menjual atau membeli barang tanpa harus pergi ke toko-toko. Namun dibalik itu semua ada dampak negatif yang bisa merubah tingkah laku manusia yakni berkurangnya proses sosialisasi antarmanusia yang menyebabkan manusia lebih bersifat individual. Salain itu ada juga dampak negatif dari segi informasi yang diterima yakni, dengan adanya internet setiap orang bisa memberikan dan menerima informasi dengan mudah tetapi dibalik itu banyaknya informasi yang diterima membuat kita menjadi tidak bisa menyaring atau mengolah informasi-informasi tersebut yang mengakibatkan kita sebagai konsumen menjadi bingung. Hal tersebut bisa dikatakan sebagai keluberan informasi.   

Berlainan dengan komunitas organik atau Organic Community, komunitas ini adalah kebalikan dari komunitas virtual. Komunitas organik terjadi bukan di dunia maya melainkan di dalam kehidupan nyata yang artinya ada pertemuan terjadi secara langsung (tatap muka). Jika ada pertanyaan lebih dahulu mana komunitas virtual atau komunitas organik, jelas jawabannya adalah komunitas organik karena komunitas organik ini telah ada sebelum adanya perkembangan teknologi bahkan lebih lama dari itu. Bisa dibilang bahwa komunitas organik adalah salah satu faktor terbentuknya komunitas virtual. Ciri-ciri komunitas organik antara lain :
  1. pesan yang diberikan berupa verbal dan non-verbal 
  2. terikat waktu dan tempat karena butuh adanya tatap muka 
  3.  model komunikasinya synchronous karena pengirim dan penerima pesan berada dalam waktu dan tempat yang bersamaan
  4.  terikat keanggotaan
  5.  homogen
  6.  tidak membutuhkan cyberspace (internet) karena komunitas ini hidup di dunia nyata atau bukan di dunia maya.
Dari ciri-ciri tersebut kita bisa mengambil contoh nyata komunitas organik, contohnya pertemuan pengajian, rapat, arisan, berkumpul untuk bermain, coffee break, dan masih banyak lagi. Komunitas organik bisa meminimalisir adanya kesalahpahaman karena komunikasi yang dilakukan adalah secara langsung atau face-to-face yang mana pesan-pesan non-verbal melengkapi pesan-pesan verbal sehingga bila ada kesalahpahaman bisa langsung teratasi. Berbeda dengan komunitas virtual yang tidak terdapat pesan-pesan non-verbalnya.
Jika ada pertanyaan lebih efektif mana komunitas virtual atau organik? Jawabannya adalah terganutng pada kita menilai dari sisi mananya, karena keduanya memiliki perannya masing-masing. Jika kita ingin mengambil dari segi keefisienan, maka mungkin jawabannya adalah komunitas virtual yang mana tidak terikat ruang dan waktu. Dan jika ingin melihat dari segi keefektifan, maka mungkin jawabannya adalah komunitas organik yang mana komunikasi yang dilakukan bersifat langsung sehingga meminimalisir kejadian kesalahpahaman.
Dengan demikian, marilah kita menjadi pengguna new media (internet) yang bijaksana dengan membatasi penggunaan atau keterlibatan sebagai komunitas virtual yang berlebihan agar tidak menjadi manusia yang bersifat individual karena kita adalah manusia makhluk sosial tetapi bukan hanya untuk di dunia sosial media.
Semoga bermanfaat :)

Sumber referensi:

Lievrouw,  Leah  A.  &  Sonia  Livingstone.  2006. Handbook  of  New Media  :  Social  \  Shaping  and  Social  Consquences  of  ITCs, Chapter  2  :  “Creating  Community 
with  Media  :  History,  Theories  and  Scientific Investigations”. London: Sage 
Publication  Ltd.

http://www.slideshare.net/ThEGemBeLzWaitSomeone/192428-virtual-community

0 comment:

Post a Comment